Nationalgeographic.co.id—Seekor macan tutul tersesat ke area permukiman di Indore, Madhya Pradesh, India, pada akhir pekan lalu. Macan tutul tersebut menyerang sejumlah warga perumahan di sana.
Lima orang, termasuk seorang gadis balita berusia satu tahun, terluka dalam serangan macan tutul yang nyasar ke area perumahan tersebut. Macan tutul itu kemudian dibius dan ditangkap oleh pihak berwenang setelah lima jam proses kejar-mengejar.
Macan tutul itu berkelana ke wilayah Limbodi dan sekitarnya di Indore dari hutan terdekat. Hewan bertaring itu telah menyerang lima orang.
Selain balita berumur satu tahun, korban-korban lainnya adalah seorang wanita berusia 30 tahun, seorang pegawai kebun binatang, seorang pegawai departemen kehutanan, dan seorang penjaga, kata pihak berwenang sebagaimana diberitakan NDTV.
Macan tutul itu berhasil diperangkap dengan menggunakan jaring di sebuah gedung yang sedang dibangun di daerah Limbodi. Hewan itu kemudian dibius dengan bantuan senjata panah, kata penanggung jawab Kebun Binatang Kamla Nehru, Dr Uttam Yadav, kepada PTI.
Baca Juga: Dinyatakan Punah Pada Tahun 2013, Macan Tutul Ini Terlihat Di Taiwan
Sebelumnya, macan tutul itu telah berhasil beberapa kali mengelak dan menghindar dari tangkapan para petugas kehutanan dan juga mencoba menyerang mereka dan orang-orang lain di sekitarnya. Selama lima jam macan tutul tersebut berhasil lolos dan berkeliaran sebelum akhirnya ditangkap.
Kini macan tutul itu telah dibawa ke kebun binatang dalam keadaan dibius. Setelah sadar, barulah pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap macan tutul itu sebelum akhirnya ia dilepaskan kembali ke alam liar.
Khemraj Rathore, penduduk perumahan Shankar Mohalla di Limbodi, berkata, "Macan tutul itu memasuki rumah saya saat pintu terbuka, dan menggigit istri saya. Saat itu, dia sedang memasak dan tiga anak kami sedang belajar di dalam."
"Setelah mendengar teriakan mereka, saya menakuti macan tutul itu dengan tongkat," katanya.
Source | : | NDTV |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR