Struktur bangunan di situs kota ini menyimpan pula barang-barang keperluan sehari-hari. Banyak di antara benda-benda yang ditemukan ini terkait dengan produksi artistik dan industri yang mendukung ibu kota firaun tersebut.
Ada rumah tempat para pekerja mungkin pernah tinggal, toko roti dan dapur, barang-barang yang berkaitan dengan produksi logam dan kaca, bangunan yang tampaknya berkaitan dengan administrasi, dan bahkan pemakaman yang dipenuhi dengan kuburan batu.
Meskipun ukuran kota ini belum ditentukan, asal tahun kota ini dapat diketahui dengan jelas berkat hieroglif pada berbagai benda yang ditemukan. Sebuah bejana berisi dua galon daging rebus bertuliskan tahun 37 —masa pemerintahan Amenhotep III. Scarab, batu bata, bejana, benda yang ditemukan dan lainnya juga memiliki segel atau tanda kerajaan Amenhotep III.
"Kota hilang ini merupakan penemuan arkeologi terpenting setelah makam Tutankhamun," ujar Betsy Bryan, profesor seni dan arkeologi Mesir di Johns Hopkins University.
Baca Juga: Mumi Berlidah Emas Ditemukan di Situs Mesir Kuno, Usianya 2.000 Tahun
Bryan, yang tidak terlibat dalam penggalian, mengunjungi situs tersebut pada hari ketika para arkeolog menemukan langit-langit tanah liat kecil yang dicap dengan hieroglif bertuliskan 'Aten ditemukan hidup di atas kebenaran.' "Itu adalah julukan Akhenaten," kata Bryan. Meskipun langit-langit itu bertuliskan nama Akhenaten, Bryan mengatakan kota itu adalah bagian dari kompleks istana Amenhotep II, ayah Akhenaten.
Begitu Akhenaten berkuasa dan mengubah lokasi istana barunya, dia meninggalkan kota ayahnya itu.
Kehilangan kota itu ternyatan menjadi keuntungan arkeologi modern saat ini. “Luar biasa indah,” kata Ikram.
Ikram membayangkan berjalan melalui jalan-jalan di kota yang masih cukup utuh itu, dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi di mana, katanya, dia mengharapkan seorang Mesir kuno datang di tikungan kapan saja. "Ini menakjubkan," ucapnya.
Kota itu tampaknya telah digunakan kembali oleh Tutankhamun, yang menyingkirkan Akhetaten selama masa pemerintahannya. Namun akhirnya ia juga mendirikan ibu kota baru di Memphis. Ay, yang kemudian mewarisi takhta Tutankhamun saat menikah dengan janda Tut tersebut, tampaknya juga telah menggunakannya.
Empat lapisan permukiman yang berbeda di situs tersebut menunjukkan era penggunaannya hingga era Bizantium Koptik dari abad ketiga hingga ketujuh Masehi. Kemudian, barulah kota itu dibiarkan terkubur dalam padang pasir sampai akhirnya ditemukan kembali baru-baru ini.
Tetapi mengapa kota itu ditinggalkan selama masa pemerintahan singkat Akhenaten? "Saya tidak tahu apakah kita akan semakin dekat untuk menjawab pertanyaan itu melalui temuan kota ini," kata Bryan. “Yang akan kita dapatkan adalah semakin banyak informasi tentang Amenhotep III, Akhenaten, dan keluarganya. Ini masih awal, tapi saya pikir kita akan melihat lebih banyak dan lebih banyak hubungannya."
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR