Ramadan, salah satu bulan dalam kalender Islam, juga merupakan bagian dari kalender Arab kuno. Penamaan Ramadan berasal dari akar bahasa Arab "ar-ramad", yang berarti panas terik.
Kaum Muslim percaya bahwa pada tahun 610 Masehi, malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Wahyu itu, Laylat Al-Qadar—atau “Malam Kemuliaan”—diyakini terjadi selama Ramadan.
Baca Juga: Bagaimana Strategi Para Pesepak Bola Saat Bermain pada Bulan Ramadan?
Umat Islam berpuasa selama bulan Ramadan sebagai cara untuk memperingati wahyu Al-Qur'an. Kitab suci ini terdiri atas 114 surat dan dianggap sebagai kata-kata langsung dari Tuhan, atau Allah. Hadis, atau catatan dari pemikiran dan perbuatan Nabi Muhammad yang dicatat para sahabat Nabi, dan bersama-sama Al-Qur'an membentuk teks agama Islam.
Selama Ramadan, umat Islam berupaya untuk bertumbuh secara spiritual dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan Allah. Mereka melakukan ini dengan berdoa dan membaca Al-Qur'an, menghindari tindakan buruk dan tidak mementingkan diri sendiri, serta tidak bergosip, berbohong, dan berkelahi.
Sepanjang bulan Ramadan umat Islam berpuasa, termasuk menahan diri dari minum dan melakukan hubungan seksual antara matahari terbit dan terbenam. Puasa wajib bagi semua umat Islam, kecuali yang sakit, hamil, berpergian, lanjut usia, atau sedang haid. Hari-hari puasa yang terlewat—misal karena haid atau menjadi musafir—dapat dibayar atau diganti dengan puasa di hari-hari lain di sepanjang sisa tahun.
Makan sahur dan berbuka bersama adalah kesempatan bagi umat Islam untuk berkumpul dengan keluarga ataupun orang lain dalam komunitas agama mereka. Makan sahur biasanya dilakukan pada pukul 04.00 pagi sebelum salat subuh. Sementara makan malam, atau berbuka puasa, biasa dimulai setelah salat magrib selesai —biasanya sekitar pukul 07.30 malam.
Baca Juga: Sains Jelaskan Isi Kepala Pelaku Bom Bunuh Diri. Apakah Terkait Agama?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR