Nationalgeographic.co.id—Sejumlah koin perak Arab ditemukan di wilayah New England. Koin-koin ini diyakini merupakan peninggalan terakhir dari tindakan pembajakan paling terkenal dalam sejarah.
Bukti menunjukkan bahwa koin-koin khusus ini digunakan sebagai perak biasa di koloni Amerika pada akhir 1690-an oleh kru bajak laut buronan Henry Every, yang juga dikenal sebagai John Avery. Avery melarikan diri ke sana setelah menjarah kapal harta karun Mughal Ganj-i-sawai yang sedang membawa pulang jemaah Muslim dari ibadah Haji.
Para peneliti tidak sepenuhnya yakin bahwa koin-koin itu tersebut berasal dari Ganj-i-sawai. Namun, asal koin-koin itu, tanggal, dan penemuan mereka di wilayah yang begitu jauh menunjukkan bahwa mereka disita oleh para perompak dan dihabiskan di Amerika. Koin-koin itu mungkin telah diambil alih oleh Every sendiri, yang menghilang beberapa tahun kemudian.
Penemuan koin-koin itu juga memberi petunjuk baru tentang keberadaan Every tidak lama sebelum dia menghilang dengan jarahannya. "Kami dapat membuktikan tanpa keraguan bahwa dia sebenarnya berada di koloni Amerika daratan," kata Jim Bailey, penemu logam-logam di Rhode Island itu, dilansir Live Science.
Bailey menemukan salah satu koin perak Arab pertama, yang disebut comassee, pada tahun 2014 di lokasi pemukiman kolonial di Pulau Aquidneck, sekitar 32 kilometer di selatan Providence.
Baca Juga: Air Zamzam Telah Digunakan 4.000 Tahun Lebih Tapi Kenapa Tidak Habis?
Lebih dari selusin koin serupa yang diduga berasal dari serangan bajak laut di Ganj-i-sawai kemudian juga ditemukan oleh para penemu logam dan arkeolog di tempat lain di Rhode Island, dan di Massachusetts, Connecticut, dan North Carolina. Koin-koin ini mungkin merupakan bukti dari salah satu kejahatan terbesar dalam sejarah.
Pada tahun 1695, Every dan awak kapalnya yang kejam di atas kapal mereka Fancy melancarkan serangan bajak laut para konvoi rombongan Haji di Laut Merah yang kembali ke India dari Mekkah. Kapal Every mengejar dan menangkap kapal utama konvoi tersebut, Ganj-i-sawai. Ini adalah kapal milik Grand Mughal Aurangzeb, kaisar Muslim dari daerah yang sekarang disebut India dan Pakistan.
Laporan mengatakan para perompak menyiksa dan membunuh para awak kapal Ganj-i-sawai dan 600 penumpangnya, sebelum kabur dengan emas dan perak, termasuk ribuan koin, yang dikatakan bernilai antara 200.000 dan 600.000 pound Inggris. Angka ini setara dengan antara 40 juta hingga 130 juta dolar dalam kurs uang hari ini, atau sekitar Rp 580 miliar hingga 1,9 triliun.
Setelah adanya protes yang dipimpin oleh British East India Company, yang keuntungannya atas kekayaan India terancam oleh serangan itu, Raja Inggris William III kemudian memerintahkan pengejaran yang dianggap sebagai perburuan internasional pertama guna menangkap Every dan para perompak lainnya.
Namun, saat itu Every dan para kru kapalnya telah melarikan diri ke Dunia Baru. Mereka tinggal selama beberapa bulan di Bahama, mungkin dengan kolusi gubernur Inggris di pulau-pulau itu. Yang jelas, mereka berhasil melarikan diri pada akhir 1696 saat Angkatan Laut Kerajaan Inggris mendekat.
Beberapa kru Every pergi untuk tinggal di koloni daratan, di mana mereka akhirnya diadili dan dibebaskan, mungkin berkat penyuapan. Namun tidak ada penampakan atau kabar lebih lanjut dari Every.
Baca Juga: Temuan Jamban Kuno Abad ke-13 Ungkap Orang Yahudi Patuh Tak Makan Babi
Laporan-laporan selanjutnya menyebutkan bahwa dia telah berlayar ke Irlandia ketika masih dalam pelarian dan bahwa dia meninggal di sana dalam keadaan miskin beberapa tahun kemudian. Karena jarahannya dari Ganj-i-sawai tidak pernah ditemukan, desas-desus lama beredar bahwa harta karun itu telah dikuburkan secara rahasia di suatu tempat.
Bailey yang menemukan koin-koin perak Arab dalam beberapa tahun terakhir ini adalah seorang arkeolog amatir yang bekerja pada pemulihan bangkai kapal Whydah. Itu adalah sebuah kapal bajak laut yang ditemukan di lepas pantai Cape Cod pada tahun 1984.
Pada tahun 2014, alat detektor logamnya mengambil koin misterius pertama di padang rumput di Pulau Aquidneck yang pernah menjadi situs kota kolonial. "Saya harus lari ke mobil saya dan mengambil sebotol besar air ... lumpur terlepas, dan saya melihat tulisan Arab ini di koin dan saya kagum, karena saya tahu persis dari mana asalnya," katanya. "Saya sadar bahwa koloni Amerika telah menjadi basis operasi pembajakan pada akhir abad ke-17."
Studi tentang tulisan Arab pada koin itu menunjukkan bahwa koin itu dicetak di Yaman di Arab selatan pada tahun 1693, hanya beberapa tahun sebelum serangan bajak laut di Ganj-i-sawai. 13 koin lainnya kemudian ditemukan, sebagian besar oleh detektor logam, tetapi yang terbaru pada tahun 2018 oleh para arkeolog di Connecticut.
Baca Juga: Mengenal Sirius, Bintang Ganda yang Disebut di Surat An-Najm Al-Qur'an
Bailey telah mempelajari dengan cermat setiap penemuan itu, sambil meneliti sumber-sumber sejarah tentang para bajak laut yang mungkin telah membawa koin-koin tersebut ke Amerika. Pada 2017, beberapa karyanya dipublikasikan di Colonial Newsletter, jurnal penelitian yang diterbitkan oleh American Numismatic Society.
Beberapa koin menunjukkan tahun pembuatannya, sementara beberapa lainnya ditandai dengan nama penguasa pada saat itu, yang dapat digunakan untuk melacak asal-usul mereka. "Tidak ada koin yang tertanggal setelah 1695, tahun ketika Ganj-i-sawai ditawan," ucap Bailey. Ia menyimpulkan bahwa koin-koin ini merupakan hasil rampasan Every dari kapal rombongan haji Ganj-i-sawai.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR