Misalnya, quelea paruh merah kadang-kadang dianggap sebagai burung paling banyak yang tidak terdomestikasi di planet ini. Akan tetapi dalam analisis baru populasinya diperkirakan hanya 95 juta.
Contoh lain adalah bahwa model tersebut awalnya sempat membuat sebuah estimasi terbaik bahwa sekitar 500 burung pelatuk paruh gading masih hidup. Meskipun demikian, spesies ini sudah dianggap punah.
Perbedaan itu disebabkan oleh dua penampakan spesies yang salah dalam database saat diunduh, yang kemudian dihapus oleh para pengulasnya. Meski demikian, Callaghan mengatakan perbedaan terperinci untuk spesies individu itu tidak mengubah perkiraan keseluruhan.
Baca Juga: Temuan Mumi Burung di Gurun Atacama Chile Singkap Sisi Gelap Manusia
Callaghan mengatakan kita dapat meningkatkan konservasi burung dengan penelitian lebih lanjut. Salah satunya, mengapa beberapa spesies burung liar kini berstatus langka dan terancam punah. Mungkin ke depannya kita bisa menjawab apakah kelangkaan itu karena burung berevolusi saat menempati pulau tertentu, atau karena aktivitas manusia seperti penggundulan hutan.
Di Indonesia saja, misalnya, setidaknya ada 179 jenis burung yang masuk ke dalam daftar hewan terancam punah secara global pada 2021.
Berdasarkan status keterancamannya, ada 31 jenis burung masuk dalam kategori Kritis, satu langkah lagi menuju status kepunahan. Sebanyak 52 jenis lainnya dinyatakan Genting (Endangered/EN). Kemudian 96 jenis lainnya berstatus Rentan terhadap kepunahan (Vulnerable/VU).
Source | : | new scientist |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR