Nationalgeographic.co.id—Dia mengajar komposer hebat. Sebut saja Beethoven, Hummel, Schubert, Liszt, dan banyak lainnya. Namun demikian, apa yang paling diingat tentang Antonio Salieri adalah suatu yang tak mungkin ia lakukan: Ia dikenang karena meracuni Mozart.
Drama Peter Shaffer dan film Milos Forman berjudul Amadeus memperlihatkan kisah keracunan secara metaforis. Salieri berkemampuan biasa saja, cemburu bersekongkol untuk menghancurkan kejeniusan Mozart yang kekanak-kanakan dan emosional.
Laporan pertama tentang kematian Mozart adalah spekulasi bahwa dia telah diracun, tetapi tidak menyebutkan Salieri. Meskipun pada awal 1803 komposer Jerman, Carl Maria von Weber mengetahui tuduhan itu ketika ia mengunjungi Salieri.
Sejak saat itu, Weber menghindari semua kontak dengan Salieri. Pada musim panas 1822, ketika Rossini mengunjungi Wina, ia membicarakan rumor tersebut sambil bercanda bersama Salieri. Pada tahun berikutnya kesehatan Salieri memburuk bersamaan dengan reputasinya.
Salieri menderita gangguan fisik dan mental pada musim gugur 1823. Dia dirawat di rumah sakit umum Wina dalam keadaan gila. Pada saat kewarasannya terganggu itulah dia menuduh dirinya sendiri telah membunuh Mozart.
Dengan cepat rumor menyebar ke seluruh Wina. Menurut laman Wisconsin Public Radio, referensi tentang Salieri muncul di buku percakapannya dengan Beethoven.
Baca Juga: Jakarta City Philharmonic: Pertama Kalinya Lima Bagian
Pada sebuah kesempatan, Salieri membela diri dari rumor tersebut dengan mengatakan kepada komposer Ignaz Moscheles:
"Meskipun ini adalah penyakit terakhir saya, saya dapat mengatakan dengan itikad baik bahwa tidak ada kebenaran pada rumor absurd bahwa saya meracuni Mozart. Bukan apa-apa selain dendam untuk memberi tahu dunia itu."
Meski demikian, rumor keracunan telah menyebar. Di Rusia, pada 1830, lima tahun setelah kematian Salieri, Alexander Pushkin menulis sebuah tragedi mini yang disebut Mozart dan Salieri. Dalam kisah itu ditampilkan Salieri secara terbuka menyelipkan racun ke dalam gelas Mozart.
Pada 1898, Nikolai Rimsky-Korsakov menggunakan drama Pushkin sebagai dasar untuk opera dengan nama yang sama.
Sementara reputasi Mozart terus meningkat, Salieri semakin jatuh. Ketika musik Salieri akhirnya mulai dipresentasikan lagi, tak pelak lagi bahwa ia dikatikan dengan Mozart.
Antonio Salieri lahir pada 18 Agustus 1750 di Legnago, Italia. Ia lahir dari ayah yang juga bernama Antonio, seorang pedagang hasil pertanian yang cukup kaya dan memiliki dua belas anak.
Sayangnya amat sedikit yang diketahui tentang masa kecil Salieri. Tidak ada catatan riwayat hiudpnya yang memberikan ukuran atau indikasi kecakapan musiknya saat kanak-kanak.
Baca Juga: Rekam Jejak Pertunjukan Musik Klasik di Hindia Belanda pada Abad Ke-19
Diketahui bahwa suara nyanyiannya luar biasa, ia belajar piano dan biola pada usia dini dan memiliki hasrat yang nyata untuk musik menurut laman Salieri Online.
Pada 1763 ibu Salieri meninggal dan tak lama kemudian ayahnya menyusul. Akibatnya, anak-anak mereka diasuh oleh kerabat. Salieri, yang saat itu berusia tiga belas tahun, dikirim untuk tinggal bersama kerabat, seorang biarawan di Padua, Italia.
Saat usianya lima belas tahun, dia dibawa oleh seorang teman keluarga bernama Giovanni Mocenigo ke Venesia. Mocenigo adalah seorang bangsawan kaya dan Salieri mendapati dirinya tinggal di sebuah istana.
Mocenigo sangat ingin mengembangkan keterampilan musik Salieri sehingga ia memberikan guru untuk continuo dan olah suara. Dia berencana mengirim Salieri ke Naples untuk mendapat pendidikan musik. Nasibnya membaik sebagai yatim piatu, ia dilatih oleh seorang komposer bernama Florian Leopold Gassman hingga menjadi komposer terkemuka.
Source | : | WPR.org,Salieri Online |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR