Meningkatkan produksi bibit sebanyak itu, dan memastikan mereka hidup cukup lama untuk menangkap cukup emisi karbon, akan menelan biaya puluhan miliar dolar menurut penelitian tersebut.
Ini akan membutuhkan pelatihan pengumpul benih khusus dan investasi dalam infrastruktur baru, serta memperkuat pemantauan jangka panjang untuk memastikan hutan bertahan dalam menghadapi peyakit, kekeringan, kebakaran hutan, dan semua ancaman karena perubahan iklim.
Tekanan untuk menumbuhkan kembali dan melindungi hutan selalu tinggi. Agustus lalu, lebih dari dua lusin pemerintah daerah, perusahaan, dan organisasi nirlaba di seluruh AS berkomitmen pada inisiatif Forum Ekonomi Dunia untuk menanam satu triliun pohon secara global pada 2030.
Menurut laman National Geographic, di luar tujuan individu atau perusahaan, menanam pohon dapat berkontribusi pada target iklim nasional. Sektor lahan menyimbang sebagian kecil dari komitmen era Obama AS untuk mengurangi emisi hingga 28 persen berdasarkan Perjanjian Paris.
Menurut satu perkiraan, jika semua 64 juta hektar yang diidentifikasi dalam penelitian dihutankan kembali, itu akan mewakili sekitar 7,5 persen dari pengurangan emisi yang diperlukan untuk memenuhi komitmen Perjanjian Paris.
Baca Juga: 'Salju Darah' Bisa Jadi Kunci untuk Memahami Dampak Perubahan Iklim
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR