Adapun bagaimana koin-koin itu berakhir di tanah, para arkeolog telah mengajukan dua kemungkinan. "Tampaknya kedua koin itu masuk ke tanah pada saat yang sama, baik sebagai bagian dari hilangnya sebuah dompet atau sebagai bagian dari sebuah timbunan yang tersembunyi," kata para arkeolog dalam sebuah pernyataan dari PAS, sebuah proyek yang dikelola oleh British Museum di Inggris dan Amgueddfa Cymru – National Museum Wales yang menganalisis dan melestarikan artefak artefak berharga yang ditemukan di Inggris Raya.
Koin-koin itu terlipat menjadi dua, tetapi masih dalam kondisi baik. Hanya ada goresan kecil yang kemungkinan disebabkan oleh aktivitas pertanian.
Koin macan tutul memiliki kandungan emas 23 karat. Itu berarti koin ini mengandung sekitar 96% emas murni, menurut PAS.
Jika koroner lokal, seorang pejabat hukum independen, mengadakan pemeriksaan untuk meninjau koin-koin ini, koin-koin emas ini mungkin memenuhi syarat sebagai "harta karun". Harta karun adalah istilah yang digunakan oleh PAS untuk menyebut temuan dua atau lebih koin perak atau emas yang berusia setidaknya 300 tahun.
Baca Juga: Koin Paling Berharga di Dunia Dijual di Lelang seharga $18,9 Juta
Penemuan koin macan tutul ini sangat luar biasa, mengingat tidak banyak dari koin-koin ini yang dicetak dan "hampir tidak ada yang selamat," ujar Helen Geake, petugas penghubung penemuan untuk PAS, seperti dilanisr BBC. Hanya ada tiga koin macan tutul di museum umum hari ini, menurut catatan PAS.
Siapa pun yang memiliki dua koin itu "berada di puncak masyarakat," tambah Geake seperti dilansir Live Science. Saat itu, nilai mereka setara dengan 12.000 pound Inggris atau 16.700 dolar AS dalam kurs uang hari ini. Nilai uang koin itu setara dengan Rp242 juta.
Setelah Penaklukan Norman pada abad ke-11, satu-satunya koin yang digunakan di Inggris adalah uang perak, kata Geake kepada BBC. "Kemudian Edward III memutuskan untuk memperkenalkan kembali koin emas pertama di Inggris sejak era Anglo-Saxon - dan tidak ada yang tahu mengapa."
Penggunaan koin macan tutul ini tidak berhasil menarik perhatian publik luas. Sebab denominasi koin emas ini dianggap terlalu tinggi. Kegagalan koin emas macan tutul kemudian menyebabkan terciptanya koin emas mulia, kata Geake.
Baca Juga: Para Remaja Temukan Timbunan Koin Emas Peninggalan Islam di Israel
Secara umum, temuan baru ini menunjukkan bahwa koin macan tutul ternyata beredar lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Satu kemungkinan kenapa koin ini beredar lebih lama, tidak segera dibersihkan dari peredaran meski sudah dinyatakan ditarik dan digantikan oleh koin lain, adalah adanya wabah Black Death yang membunuh sekitar sepertiga populasi di Inggris, menurut Geake.
"Biasanya, pihak berwenang ingin menmbersikhkan koin yang sudah ditarik (dari peredaran) sesegera mungkin," tetapi Black Death kemungkinan telah menguasai mereka, kata Geake.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR