Berbekal keterangan dari buku Itinerario tersebut armada pertama dalam ekspedisi kedua yang dibentuk oleh Compagnie van Verre tiba di pelabuhan Karang Antu Banten pada tanggal 21 Juni 1596 dan diterima secara resmi dengan upacara kenegaraan oleh Sultan Banten pada 2 Juli 1596.
Saat berangkat dari Texel, armada pertama terdiri atas 249 awak kapal. Namun, mereka yang kembali hanya 87 awak. Mereka tiba kembali di Amsterdam pada 14 Agustus 1597 dengan membawa 240 kantong lada, 45 ton pala, dan 30 bal fuli atau bunga pala. Keberhasilan ekspedisi ini membuka hubungan Belanda dan Nusantara.
Dalam berdagang, orang Belanda mula-mula menguasai sektor ekonomi dan perdagangan setempat—inilah awal dimulainya masa-masa prakolonialisme di Nusantara.
Untuk mencegah terjadinya persaingan dalam memperoleh rempah-rempah antarpedagang di Belanda, didirikanlah sebuah kongsi dagang. Namanya, Vereenigde Oost Indische Compagnie, atau disingkat VOC.
Modal kongsi dagang ini berasal dari saham perorangan dan umum. Lewat penjualan saham kepada publik, VOC berhasil mengumpulkan modal dasar sejumlah 6.424.588 gulden dari lima kamers yaitu Amsterdam, Hoorn, Rotterdam, Delft, Enkhuizen, dan Middelburg. Jumlah itu begitu besar karena saham dapat dimiliki secara luas (tidak hanya orang Belanda) dan dapat diperjualbelikan.
Baca Juga: Saatnya Gulungan Arsip VOC Ungkap Losmen Lampu Merah di Batavia
Kamer Amsterdam adalah pengumpul modal terbanyak, sehingga merupakan pihak paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Kedudukan Dewan 17 atau De Heeren Zeventien di Amsterdam yang mengangkat dan memberhentikan Gubernur Jenderal VOC serta kebijakan penting lainnya.
Dengan disahkannya oktroi (hak paten) VOC maka sejak saat itu status Compagnie van Verre yang bersifat regional berubah menjadi sebuah perusahaan multinasional pertama di dunia. Proses peralihan status ini disebabkan oleh persoalan mendasar: mereka ingin memperoleh keuntungan yang sangat besar dari memperdagangkan rempah langsung dari Hindia Timur.
Pendirian VOC disahkan oleh Staten Generaal ‘Parlemen’ Belanda atas anjuran Johan van Olden Barnevelt, seorang pengacara dan negarawan Belanda, pada 20 Maret 1602. Pengesahan itu tertuang dalam Generale Vereenichde Geoctroyeerde Compagnie. Tujuannya, selain untuk memperoleh keuntungan dalam perdagangan juga untuk memerangi musuh-musuh Belanda, yaitu Spanyol dan Portugis di seberang lautan.
Baca Juga: Kesaksian Perwira VOC Ketika Prahara 1740 di Tangerang
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR