Kenapa ada seekor unta di dalam sebuah balai pertemuan di Damaskus? Fotografer Andrea Bruce mengetahui jawabannya. Suatu malam di Kota Tua itu, ia mengambil foto satu kelompok berisi lima orang pejuang pro-pemerintah. Orang-orang ini telah menghabiskan sepanjang malam di pos pemeriksaan. Lantaran ingin meredakan ketegangan, seorang pejuang menatap lekat-lekat mata seekor unta yang telah digiring dari kandang di dekat situ, ungkap Bruce, “sebagai lelucon.”
Tetapi bagi si unta, semua itu tidak lucu. Si pejuang dan rekan-rekannya berencana untuk menyembelih unta itu. Kawan mereka ditahan oleh pihak berwenang Suriah, dengan tuduhan menyimpan senjata bagi pejuang pemberontak. Orang itu akan dibebaskan tak lama lagi; para pejuang berharap bisa menyembelih unta muda itu untuk pesta syukuran.
Bruce menghabiskan berhari-hari membujuk orang-orang ini dan yang lainnya agar memperbolehkan dirinya mendokumentasikan kehidupan mereka. “Kecurigaan sudah mengurat akar,” ungkapnya. Saraf tegang, teman-teman dipisahkan. Garis pertempuran berupa mobil-mobil yang terguling dan perabotan yang ditumpuk memisahkan kota dari daerah pinggirannya sendiri. “Ini semacam kota yang sedang berada dalam penantian.” —Eve Conant
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Heroisme Achmad Mochtar, Dokter Berjasa yang Dipenggal Jepang
KOMENTAR