Nationalgeographic.co.id—Sebuah fosil dinosaurus telah teridentifikasi sebagai spesies dinosaurus baru. Oleh para paleontolog Universitas Jaume I, spesies baru ini dinamai Portellsaurus sosbaynati.
Nama Portellsaurus diambil dari nama tempat fosil ini ditemukan, yakni di Kabupaten Portell, Provinsi Castellon, Spanyol. Sementara itu, nama sosbaynati merupakan penghormatan terhadap Vicente Sos Baynat, geolog dan doktor honoris causa pertama dari Universitas Jaume I.
Proses identifikasi tersebut dilakukan melalui analisis terhadap tulang rahang bawah yang ditemukan di Portell. Fosil ini ditemukan pada 1998 oleh Miquel Guardiola, Julian Yuste, dan Silvia Fabregat. Penemuan dari fosil ini menambah daftar panjang dari spesies dinosaurus yang ditemukan di Semenanjung Iberia, yang meliputi dinosaurus berjempol tajam Iguanodon dan pemakan ikan Baryonyx.
"Kami menduga ini adalah spesies baru, tetapi kami tidak pernah punya waktu untuk mempelajarinya," kata Andres Santos-Cubedo, paleontolog Universitas Jaume I yang turut terlibat dalam penelitian ini, kepada surat kabar La Vanguardia.
Namun, kesempatan tersebut akhirnya datang di kala pagebluk Covid-19. "Kami tidak bisa melakukan ekskavasi di lapangan," katanya. Oleh karena itulah, mereka menggunakan waktu tersebut untuk meneliti fosil rahang tersebut.
Hasil dari penelitian tersebut kemudian dipublikasikan melalui situs jurnal PLOS One. Dari analisis tersebut, para paleontolog menemukan bahwa Portellsaurus sosbaynati merupakan dinosaurus herbivora, yang memiliki tinggi sekitar 6-8 meter. Dinosaurus ini hidup di Tahap Barremian pada Era Kapur Awal, sekitar 130 hingga 129 juta tahun yang lalu.
Dilansir dari Sci-News.com, Portellsaurus sosbaynati memiliki kemiripan dengan Ouranosaurus nigeriensis dan Bolong yixianensis. Menariknya, kedua dinosaurus ini masing-masing berasal dari Niger dan Tiongkok, jauh dari tempat penemuan Portellsaurus di Spanyol.
Paleontolog mengelompokkan Portellsaurus ke dalam kelompok dinosaurus hadrosaurid. Dilansir dari Olhar Digital, hadrosaurid meliputi kelompok dinosaurus herbivora yang menyerupai burung, serta bergerak dengan dua kaki belakang yang masing-masing memiliki tiga jari. Karakteristik yang paling mencolok dari dinosaurus hadrosaurid adalah rahangnya yang pipih menyerupai paruh bebek.
Baca Juga: Hidup di Zaman Dinosaurus, Kecoak Purba Ini Ditemukan Terbungkus Damar
Penetapan Portellsaurus sebagai spesies baru didasarkan pada keunikan signifikan yang ditemukan pada rahangnya. Dilansir dari La Vanguardia, bagian tengkorak merupakan bagian yang vital dalam menentukan apakah sebuah fosil dinosaurus termasuk ke dalam spesies baru. "Tengkorak dari setiap dinosaurus sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya," ungkap Santos-Cubedo. Melalui analisis terhadap rahang tersebut pula, paleontolog juga mampu memperkirakan ukuran tengkorak dan besar tubuh dari Portellsaurus.
Adapun melalui analisis filogeni (garis keturunan dan evolusi dari suatu makhluk hidup), mereka juga dapat memperkirakan ciri-ciri dan karakteristik dari dinosaurus ini. Disadur dari Phys.org, dinosaurus ini memiliki ekor yang sangat besar untuk menyeimbangkan tubuhnya. Selain itu, mereka juga mempunyai cakar yang sangat tajam dari kelima jari kaki depannya.
Baca Juga: Upaya Sains Merekayasa Genetik Ayam Supaya Kembali Berwujud Dinosaurus
Cakar tersebut kemungkinan digunakan untuk melawan predator dan membuka cangkang buah. Portellsaurus juga diperkirakan memiliki hidung yang besar, dan mempunyai penciuman yang tajam untuk mencari makanan.
Penetapan Portellsaurus bukanlah yang terakhir. Dilansir dari Diario AS, masih ada 250 fosil yang masih dipelajari di laboratorium. Fosil-fosil ini bisa jadi merupakan fosil Portellsaurus, ataupun spesies dinosaurus baru.
Di Spanyol, Provinsi Castellon merupakan salah satu wilayah yang banyak menemukan fosil dinosaurus. Fosil di sini kebanyakan merupakan fosil spesies transisi antara dinosaurus biasa dan burung. Selain Castellon, wilayah Aragon dan Catalonia juga menjadi pusat penemuan fosil reptil raksasa ini.
Baca Juga: Lebih Dari Setengah Abad Penemuan, Jejak Kaki di Atap Gua Terungkap
Penulis | : | Eric Taher |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR