Erlandson berpendapat bahwa penduduk Kepulauan Channel mungkin berasal dari kelompok orang yang mengikuti jalur yang disebutnya “laluan lamun”—ekosistem padang lamun yang nyaris tidak terputus yang kaya dengan ikan dan mamalia laut—dari Asia ke Amerika, mungkin singgah cukup lama di Beringia. “Kita tahu bahwa 25.000 sampai 30.000 tahun lalu di Jepang sudah ada masyarakat pelaut yang menggunakan perahu. Jadi, saya kira kita dapat membuat argumen yang logis bahwa mereka mungkin terus ke utara, mengikuti Lingkar Pasifik hingga sampai ke Amerika.”
Sangat mudah untuk membayangkan pemburu dengan perahu kecil bergerak cepat menyusuri pantai, menikmati daging yang berlimpah. Namun, imajinasi tidak bisa menggantikan bukti yang sampai sekarang belum ditemukan. Permukaan laut saat ini 90 sampai 120 meter lebih tinggi daripada penghujung zaman es terakhir, yang berarti bahwa situs pesisir purba mungkin berada puluhan meter di bawah permukaan laut dan sekian kilometer dari garis pantai saat ini.
Ironisnya, bukti terbaik migrasi pantai tampaknya ditemukan di pedalaman. Sudah ada bukti sugestif mengenai hal ini di Oregon tengah, tempat proyektil ditemukan dalam serangkaian gua, bersama bukti yang paling kasar tentang keberadaan manusia pre-Clovis di Amerika Utara: fosil tinja.
Pada 2008, Dennis Jenkins dari University of Oregon melaporkan, dia menemukan koprolit manusia, istilah arkeologi untuk tinja purba, yang berusia 14.000 hingga 15.000 tahun dalam gua dangkal yang menghadap danau purba di dekat kota Paisley. Tes DNA mengidentifikasi koprolit itu berasal dari manusia.
Jenkins menyebutkan petunjuk menarik dalam koprolit itu: biji wortel Lomatium, tanaman kecil dengan umbi yang dapat dimakan, terpendam 30 sentimeter di bawah tanah. “Orang harus tahu bahwa tanaman itu memiliki umbi, dan dia mesti memiliki alat penggali,” kata Jenkins. “Menurut saya ini menunjukkan bahwa orang tersebut sudah lama di sini.” Dengan kata lain, orang yang tinggal di sini tidak sekadar lewat; mereka sangat mengenal tanah ini dan sumber dayanya.
Selain di Gua Paisley, hal serupa juga ditemukan di Monte Verde dan situs Friedkin di Texas. Dalam setiap kasus, pemukim tampaknya telah menetap cukup lama, menyukai lingkungan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa jauh sebelum budaya Clovis mulai menyebar ke seantero Amerika Utara, di Amerika sudah ada beragam komunitas—mungkin berasal dari beberapa gelombang migrasi. Mungkin sebagian lewat laut, sebagian lewat darat. Beberapa mungkin datang dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga jejak keberadaan mereka tidak pernah ditemukan.
“Ada banyak sekali hal yang tidak kita ketahui dan mungkin tidak akan pernah kita ketahui,” kata David Meltzer, ahli arkeologi di Southern Methodist University. “Akan tetapi, kita terus menemukan berbagai cara baru untuk mencari bukti dan mengungkap informasinya.”
---
Mantan staf National Geographic Glenn Hodges membahas pertanyaan besar kehidupan di soundingline.org.
Hibah Society Penelitian ini didukung dengan dana yang sebagian berasal dari keanggotaan National Geographic Society Anda.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR