Pada 2011, arkeolog Michael Waters dari Texas A&M University mengumumkan bahwa dia bersama timnya telah menemukan bukti permukiman besar manusia yang berasal dari 15.500 tahun yang lalu—2.500 tahun sebelum kedatangan pemburu Clovis pertama. Situs Friedkin terletak di lembah kecil, sekitar satu jam berkendara ke utara dari Austin. Di sana ada kali kecil yang kini bernama Buttermilk Creek. Kawasan itu ditumbuhi pohon rindang dengan lapisan batu rijang—jenis batuan untuk membuat peralatan—yang menjadikan daerah itu tempat tinggal selama ribuan tahun.
“Ada yang unik soal lembah ini,” kata Waters. Selama ini, diperkirakan bahwa penduduk awal Amerika terutama pemburu hewan besar, mengikuti mamut dan mastodon ke seantero benua itu. Tetapi, lembah ini merupakan tempat yang ideal bagi para pemburu dan peramu. Penduduknya mungkin makan buah dan umbi, udang dan kura-kura, dan mungkin mereka memburu hewan seperti rusa, kalkun, dan tupai. Orang yang berada di sini mungkin bukan sekadar singgah dalam perjalanan ke tempat lain; mereka bermukim di sini.
Namun, jika Waters ternyata benar bahwa sudah ada yang menetap di sana, di tengah-tengah benua Amerika, 15.500 tahun yang lalu, timbul pertanyaan kapan orang pertama menyeberang ke Dunia Baru dari Asia? Itu masih belum diketahui pasti, tetapi sepertinya pada saat bersamaan ada permukiman di beberapa wilayah lain di benua tersebut. Waters mengatakan bahwa artefak pra-Clovis yang ditemukannya di Buttermilk Creek serupa dengan artefak yang ditemukan di beberapa situs di Virginia, Pennsylvania, dan Wisconsin.
“Ada polanya,” katanya. “Saya pikir data itu jelas menunjukkan bahwa sudah ada orang di Amerika Utara 16.000 tahun yang lalu. Mungkin suatu hari nanti akan terungkap apakah itu merupakan kedatangan pertama ke Amerika, atau ada yang lebih awal.”
Terlepas dari itu, bukti arkeologi terbaru ini sejalan dengan kumpulan bukti lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, ahli genetika telah membandingkan DNA pribumi Amerika modern dengan populasi lain di seluruh dunia. Mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang pribumi Amerika adalah orang Asia yang terpisah dari populasi Asia lainnya, dan tetap terisolasi selama sekitar 10.000 tahun. Selama waktu itu, mereka mengembangkan ciri genetis unik yang hanya dimiliki pribumi Amerika kini.
Penanda genetis ini ditemukan tidak hanya pada DNA yang diambil dari kerangka Naia, tetapi juga pada jasad seorang anak yang terkubur sekitar 12.600 tahun lalu di Montana barat, pada sebidang tanah yang sekarang disebut situs Anzick. Tahun lalu, ahli genetika Denmark Eske Willerslev melaporkan bahwa analisis DNA anak tersebut menghasilkan genom lengkap Paleo-Amerika yang pertama.
“Sekarang kita punya dua spesimen, Anzick dan Hoyo Negro, keduanya memiliki nenek moyang yang berasal dari Asia,” kata Waters. “Dan sebagaimana spesimen Hoyo Negro, genom Anzick dengan gamblang menunjukkan bahwa orang Paleo-Amerika punya hubungan genetis dengan pribumi Amerika kini.”
Meskipun beberapa pihak menyatakan sampel dua individu terlalu sedikit untuk memberikan kesimpulan, ada konsensus yang kuat bahwa penduduk awal Amerika berasal dari kawasan Asia.
Jadi, kapan dan bagaimana cara penghuni awal Dunia Baru tersebut sampai ke benua itu? Lantaran sudah ada yang sampai ke Cili selatan lebih dari 14.000 tahun yang lalu, kemungkinan besar mereka menempuh perjalanan berperahu.
!break!Kepulauan Channel di lepas pantai California selatan merupakan tempat yang liar. Kepulauan ini menyimpan ribuan situs arkeologi, umumnya masih belum terganggu.
Di Pulau Santa Rosa pada 1959, kurator museum Phil Orr menemukan beberapa tulang manusia yang dia beri nama manusia Arlington Springs. Pada saat itu, tulang itu diperkirakan berusia 10.000 tahun. Tetapi, 40 tahun kemudian, peneliti yang menggunakan teknik penanggalan lebih canggih memastikan usianya 13.000 tahun—salah satu tulang manusia tertua yang pernah ditemukan di Amerika.
Jon Erlandson dari University of Oregon telah menggali banyak situs di kepulauan tersebut selama tiga dekade. Namun, dia tidak menemukan artefak yang setua manusia Arlington Springs. Tetapi, dia menemukan bukti kuat bahwa orang yang menetap di sana beberapa waktu kemudian, sekitar 12.000 tahun lalu, memiliki budaya maritim yang maju.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR