Nationalgeographic.co.id—Kasus pertama cacar monyet pada manusia kembali muncul di Amerika Serikat setelah 18 tahun berlalu. Kasus ini telah dikonfirmasi pada seorang penduduk Amerika Serikat yang baru saja kembali dari bepergian ke Nigeria.
Pasien itu, yang saat ini dirawat di rumah sakit di Dallas, terbang dari Lagos, Nigeria, ke Atlanta pada 8 Juli. Dia kemudian terbang ke Dallas, tiba pada 9 Juli, menurut pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).
Pasien tersebut selalu memakai masker selama berada di penerbangan dan di bandara AS karena adannya wabah COVID-19. Jadi risiko cacar monyet menyebar ke penumpang atau pelancong lain di bandara melalui tetesan pernapasan dianggap rendah, kata badan tersebut.
Ini adalah kasus pertama cacar monyet pada manusia yang dilaporkan di Amerika Serikat sejak 2003. Pada tahun itu virus tersebut menyebabkan wabah besar setelah menyebar dari hewan pengerat Afrika yang diimpor ke anjing padang rumput peliharaan, kata CDC. Dalam wabah itu, virus menginfeksi 47 orang, menurut NBC News.
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus langka yang kebanyakan terjadi di daerah terpencil di Afrika Tengah dan Barat, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Virus ini hidup pada hewan, termasuk primata dan hewan pengerat, tetapi kadang-kadang dapat "melompat" dari hewan ke manusia, kata WHO.
Virus ini menyebar dari orang ke orang terutama melalui paparan tetesan pernapasan (droplet), yang dapat masuk ke tubuh melalui selaput lendir di mata, mulut, dan hidung. Selain itu, cacar monyet juga dapat ditularkan ketika seseorang melakukan kontak dengan lesi atau cairan tubuh orang yang terinfeksi. Ssecara tidak langsung, seseorang dapat tertular cacar monyet dari kontak dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi, menurut CDC.
Virus cacar monyet terkait dengan virus yang menyebabkan cacar, meskipun cacar monyet adalah penyakit yang lebih ringan dan tidak mudah menyebar antar manusia, sebagaimana dilaporkan Live Science sebelumnya.
Baca Juga: Virus Cacar Monyet: Dari Mana Asalnya dan Bagaimana Mencegahnya?
Orang yang terinfeksi virus cacar monyet biasanya mengalami gejala seperti flu dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang berkembang menjadi ruam yang meluas, dengan gejala yang berlangsung dua hingga empat minggu. Jenis cacar monyet yang diidentifikasi dalam kasus saat ini telah ditemukan berakibat fatal pada sekitar 1% orang, kata CDC.
Saat ini belum ada pengobatan yang aman untuk cacar monyet. Namun, untuk membantu mengendalikan wabah di AS, vaksin cacar dan obat cacar dapat digunakan, kata CDC.
CDC saat ini bekerja dengan maskapai penerbangan dan pejabat kesehatan untuk menghubungi para penumpang dan orang-orang lain yang mungkin telah terpapar pasien tersebut selama perjalanan mereka baru-baru ini.
Baca Juga: Berapa Lama Sistem Kekebalan Manusia Mampu Mengalahkan Pandemi?
Source | : | Live Science,NBC News |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR