Telur yang ditemukan bersamaan dengan fosil Oviraptor tersebut telah secara keliru diyakini miliki Protoceratops, dinosaurus kecil yang terkait dengan triceratops yang jauh lebih besar dan lebih dikenal.
Dilansir britannica, berdasarkan studi mikroskopis dari kulit telur tersebut menunjukan bahwa telur itu bukan milik ceratopsian, atau kelompok dinosaurus herbivora berparuh tapi ternyata itu telur milik dinosaurus Theropoda, yaitu dinosaurus karnivora sejenis Ovipraptor itu sendiri.
Belakangan, sejumlah penemuan baru justru menemukan kerangka Ovipraptor benar-benar berada di atas sarang telur dalam posisi mengerami persis seperti burung. Itu artinya, sangkaan selama ini telah salah, telur itu adalah telur milik Ovipraptor itu sendiri, bukan telur curian.
Baca Juga: Investigasi Ceceran Sperma Tertua di Dunia, Usianya 100 Juta Tahun
Temuan dalam endapan batu berusia 70 tahun di Provinsi Jiangxi, Tiongkok selatan belum lama ini membuktikan hal tersebut. Fosil Ovipraptor yang terawetkan ditemukan berjongkok di atas sarang 24 telur. Tujuh telur diantaranya bahkan hampir menetas dan menjadi bukti kuat bahwa Ovipraptor mengerami telur yang masih memiliki embrio di dalamnya. Temuan tersebut telah dipublikasi belum lama ini di Science Bulletin, seperti dilansir Smithsonian Magazine.
"Dinosaurus yang terawetkan di sarang mereka jarang terjadi, begitu juga fosil embrio. Ini adalah pertama kalinya dinosaurus non-unggas ditemukan, duduk di sarang telur yang mengawetkan embrio dalam satu spesimen spektakuer," kata rekan peneliti, Shundong Bi, ahli paleontologi di Indiana University of Pennsylvania.
Meski demikian, nama Ovipraptor terus melekat, yang berarti pencuri telur. Meski, teori sebelumnya telah berubah menjadi sangat bertolak belakang. Oviraptor ternyata adalah ibu yang sangat berbakti yang melindungi sarang telurnya dan memilih tinggal bersama telur-telurnya bahkan setelah menjadi fosil.
Baca Juga: Hidup di Zaman Dinosaurus, Kecoak Purba Ini Ditemukan Terbungkus Damar
Source | : | Britanica,Sciencedirect,Ranker,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR