Ratusan warga desa diungsikan ketika banjir lahar dingin besar melanda Sungai Gendol di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Selasa (22/3) sore ini pukul 14.30 WIB akibat hujan yang dengan derasnya turun di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Selasa sore.
Ratusan warga di dusun Tempelsari, Plumbon, dan Kentingan di Desa Sindumartani diungsikan karena kampung mereka terancam luapan lahar dingin sisa letusan Gunung Merapi. "Ratusan warga yang ada di tepi Sungai Gendol harus diungsikan ke tempat yang lebih aman karena tempat tinggal mereka berada di bawah tanggul," kata perangkat Desa Sindumartani, Suhartono, dalam penuturan kepada Antaranews.
Menurut keterangan Suhartono pula, ratusan warga yang diangkut dengan sejumlah truk dan kendaraan pribadi maupun sepeda motor ini di tempatkan di aula Balai Desa Sindumartani dan SD Negeri Kejambon II Sindumartani.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan, terjadinya banjir lahar dingin tergantung dari intensitas curah hujan yang terjadi di seputar lereng Merapi. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Maret dan April curah hujan masih tinggi. Artinya, ancaman banjir lahar dingin memang masih ada.
Kata Subandrio, "Semua aliran sungai yang berhulu di kawasan Gunung Merapi berpotensi dialiri banjir lahar dingin saat hujan lebat. Masyarakat yang mendiami sekitar aliran lahar dingin seperti Sungai Gendol, Opak, Putih, Woro, Boyong, Krasak, Pabelan, dan Kuning diimbau untuk tetap waspada." Subandrio menambahkan, bahkan kawasan Candi Prambanan juga memiliki potensi banjir lahar dingin tetapi tidak dalam waktu dekat.
BPPTK sendiri melakukan pemantauan demi antisipasi banjir lahar dingin dengan memasang sistem alarm dini yaitu acoustic flows monitoring dan sensor curah hujan yang dipasang di hulu Merapi.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Tubuh Kita Menyimpan Timbunan Mikroplastik, Apakah Berbahaya?
KOMENTAR