Karya sastra I La Galigo akan segera dipentaskan di tanah kelahirannya, Bugis di Makassar, Sulawesi Selatan.
Didukung penuh pemerintah kota Makassar, untuk pertama kalinya, teater I La Galigo di bawah arahan sutradara Robert Wilson itu akan dipertontonkan di Fort Rotterdam, 23-24 April mendatang.
I La Galigo, cerita mengenai hikayat penciptaan manusia serta kepahlawanan, merupakan puisi epik terpanjang di dunia. Ditulis pada abad 13-15 M di lontar, dengan bahasa Bugis kuno. Panjangnya mencapai 300.000 baris dalam 6.000 halaman. Karya tersebut diyakini lebih tebal dari yang ada sekarang, karena dari yang ada sekarang banyak bagian yang sudah hilang.
Sebelumnya pementasan I La Galigo telah berlangsung di berbagai penjuru dunia dan mengukir kesuksesan cukup besar. Sejak 2003-2008, I La Galigo pentas di Singapura, Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, Ravenna, New York, Melbourne, Milan dan Taipei. Pertunjukan pernah pula sekali digelar di Indonesia, tahun 2005, yakni di Teater Tanah Airku Jakarta.
Namun karena pementasan kali ini akan sedikit berbeda dengan pentas-pentas di tempat lain sebab dipentaskan di kampung halamannya, dan melibatkan lebih banyak seniman lokal. "Beberapa pemain lokal direkruit untuk peran penting yang selama ini diperankan oleh seniman luar. Ini dilandasi pemikiran, ke depannya pementasan ini bisa dilakukan secara rutin dan menjadi agenda pariwisata tahunan," Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin menyatakan, sebagaimana dilansir Media Indonesia.
Saat ini, persiapannya 90 persen. Sekitar 100 pendukung acara, baik yang berasal dari Sulawesi Selatan maupun dari luar, sudah mulai berlatih. Semenjak 11 April lalu hingga 18 April mereka berlatih di Gedung PKK Kota Makassar.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR