Pengobatan luka akan memasuki babak baru dengan ditemukannya senyawa kimia yang bisa "memanggil" sel tulang sumsum.
Studi yang dilakukan para peneliti King's College, London dan Osaka University, Jepang, berhasil mengidentifikasi sel tertentu pada tulang sumsum yang dapat membantu proses perbaikan jaringan kulit yang luka.
Tim tersebut telah berhasil mengungkap peran tulang sumsum dalam proses penyembuhan luka. Mereka berhasil mengenali pemicu, sel tulang sumsum yang terlibat, dan cara sel-sel kunci tersebut didatangkan ke daerah kulit yang luka.
Professor John McGrath, Head of the Genetic Skin Disease Group di King's College mengatakan, tujuan utama penelitian yang dilakukan bersama timnya adalah untuk mengetahui sel tulang sumsum mana yang dapat bertransformasi menjadi sel kulit dan membangun jaringan kulit baru yang sehat serta mempelajari bagaimana prosesnya berlangsung.
Dengan menggunakan tikus dalam eksperimen mereka, para peneliti mengamati mekanisme penyembuhan luka yang terjadi ketika menggunakan cangkokan kulit dibandingkan dengan penyembuhan luka secara normal. Tikus yang menggunakan cangkokan kulit juga dibekali dengan sel tulang sumsum yang berpendar dengan warna hijau sehingga pergerakannya di seluruh tubuh dapat dilacak.
Ternyata tikus yang diberikan cangkokan kulit memperoleh sejumlah besar sel yang berasal dari tulang sumsum untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan pembentukan kulit baru. Sedangkan tikus yang tidak mendapatkan cangkokan kulit pada lukanya hanya sedikit sel sumsum tulang yang terlibat dalam penyembuhan luka.
Selain itu, tim juga mengidentifikasi sinyal yang dapat memicu pemanggilan sel tulang sumsum untuk memperbaiki kulit yang luka. Mereka menamakan protein tersebut HMGB1, protein yang dapat menggerakkan sel dari tulang sumsum dan mengarahkannya ke daerah kulit yang luka.
Menurut profesor McGrath, dengan memahami fungsi HMGB1 sebagai protein yang memberikan sinyal untuk memanggil sel tulang sumsum diharapkan akan membawa implikasi signifikan dalam pengobatan klinis. "Hasil studi ini juga berpotensi untuk merevolusi menamjemen penyembuhan luka," kata McGrath. (Sumber: Science Daily, BBC)
REKOMENDASI HARI INI
Indonesia Resmi Tukar Utang ke AS Rp573 Miliar untuk Konservasi Laut
KOMENTAR