Berdasarkan lembaga cuaca di Zhengzhou, curah hujan yang turun dari Sabtu hingga Selasa dilaporkkan adalah 617,1 mm. Jumlah itu setara dengan rata-rata curah hujan tahunan 640,88 mm.
Mereka berpendapat, kondisi tiga hari itu menyamai tingkat curah yang terlihat "sekali dalam seribu tahun."
Bencana serupa terjadi di beberapa negara Belgia dan Jerman. Pada peristiwa banjir di Belgia sendiri menewaskan 31 orang, dan menyebabkan sekitar 70 orang hilang, berdasrkan laporan Chicago Tribune.
Raja bersama ratu Belgia bahkan sampai mengunjungi kota Verviers yang terdampak dari banjir besar tersebut Rabu (21/07/2021) malam. Keduanya menyampaikan belasungkawa dan memberikan pidato yang sekaligus bertepatan pada malam kemerdekaan Belgia.
Sementara di Jerman, diketahui 170 orang tewas akibat banjir. Bencana banjir bahkan membuat Kanselir Jerman Angela Merkel berkeliling ke beberapa zona bencana di negaranya, dan memberikan janji bantuan secepatnya pada korban yang terdampak.
Baca Juga: Petaka dari Dasar Bumi dan Luap Laut Jakarta. Apakah Kita Siap?
"Kami akan melakukan semuanya, sampai uang [ganti rugi] itu datang dengan cepat kepada orang-orang yang sering tidak memiliki apa-apa selain pakaian di badan mereka," ujar Merkel dikutip dari Chicago Tribune. "Saya harap ini hanya sekitar beberapa hari."
Intensitas hujan dan skala banjir di Jerman pekan ini bahkan mengejutkan para ilmuwan iklim. Catatan curah hujan yang terjadi di lembah Rhine pada Rabu ini dapat berpotensi menghancurkan.
Bagian dari Rhineland-Palatinate dan North Rhine-Westphalia dibanjiri dengan 148 liter hujan per meter persegi dalam waktu 48 jam sekitar Jerman yang biasanya melihat sekitar 80 liter sepanjang Juli.
Para ilmuwan telah lama meramalkan bahwa emisi yang diproduksi manusia dapat menyebabkan banyak banjir, gelombang panas, kekeringan, badai, dan bentuk cuaca ekstrim lainnya. Tetapi lonjakan perubahan itu telah melampaui perkiraan.
Baca Juga: Bencana Costa Concordia dan Kesalahan Manusia Membuatnya Lebih Buruk
Source | : | Business Insider,Chicago Tribune,CBC News,The Guardian |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR