Perubahan iklim akan segera mengurangi habitat beruang kutub secara dramatis dalam beberapa dekade ke depan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), tren yang terjadi belakangan ini, baik terhadap luas ataupun ketebalan lapisan es di laut yang menjadi tempat beruang kutub menggantungkan hidupnya akan menyusut signifikan dalam 50 sampai 100 tahun mendatang.
Kutub utara akan mengalami penurunan jumlah es tahunan antara 10 sampai 50 persen pada tahun 2100 mendatang. Ini merupakan pukulan telak bagi populasi beruang itu, sebut IUCN.
Penelitian yang dilakukan oleh Norwegian Polar Institute mengindikasikan, lapisan es menipis sampai ke titik di mana ia berpotensi untuk mencair secara sepenuhnya di musim panas. Dalam satu dekade ke depan dan dalam kondisi tertentu, itu berpotensi membuat kutub utara menjadi kawasan bebas es selama musim panas.
Dag Vongraven, ketua dari polar bear specialist group IUCN menyebutkan, kini saat yang tepat untuk bertindak, menyelamatkan populasi beruang kutub yang terancam. “Jika kita gagal mengambil langkah, hampir bisa dipastikan bahwa kita tidak lagi akan dapat melihat spesies ini di tempat di mana kita bisa menemukannya sat ini,” ucapnya.
Beruang kutub, yang keberadaannya telah menjadi simbol bagi perubahan iklim, umumnya tinggal di lautan es di kawasan Kanada, Greenland, Norwegia, Rusia, dan Alaska. Sebagian dari mereka beruntung masih menemukan es dan mampu berburu sepanjang tahun. Namun sebagian yang tinggal di kawasan lain, di mana es sudah mencair sepenuhnya, akan menghabiskan waktu berbulan-bulan berpuasa di darat, sampai laut membeku kembali.
Beruang kutub sendiri masuk ke dalam daftar spesies terancam punah karena populasinya terus menurun. 2050, jumlahnya bisa turun hingga 30 persen.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR