Nama ilmiah dinosaurus ini adalah Kunpengopterus antipollicatus. Dalam bahasa Yunani, kata Antipollicatus berarti ibu jari berlawanan. Jempol berlawanan biasanya ditemukan pada mamalia seperti manusia dan kera dan beberapa katak pohon. Akan tetapi, K. antipollicatus ini adalah reptil langka yang bisa memegang benda.
Peneliti utama studi tersebut, Xuanyu Zhou dari China University of Geosciences, mengatakan bahwa daerah hutan Tiaojishan di Liaoning, adalah rumah bagi banyak organisme. Di sana pula tempat fosil Monkeydactyl itu digali.
"Paleoforest Tiaojishan adalah rumah bagi banyak organisme, termasuk tiga genera pterosaurus darwinopteran," kata Zhou.
Untuk menganalisis anatomi K. antipollicatus, tim peneliti internasional menggunakan pemindaian tomografi mikro, yang menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Burung Beku Bertanduk Berusia 46.000 Tahun di Siberia
"Hasil kami menunjukkan bahwa K. antipollicatus telah menempati ceruk yang berbeda dari Darwinopterus dan Wukongopterus, yang kemungkinan telah meminimalkan persaingan di antara pterosaurus ini," tambahnya.
Monkeydactly atau Kunpengopterus antipollicatus termasuk dalam spesies pterosaurus, kelompok reptil terbang yang hidup selama Periode Trias, Jurassic, dan Cretaceous. Periodenya antara 228 hingga 66 juta tahun lalu. Satwa ini diduga memiliki kekuatan terbang yang kuat.
Secara umum, pterosaurus adalah contoh utama bagaimana hewan dapat berevolusi dengan adaptasi yang sangat khusus. Sebagai pionir penerbangan vertebrata, pterosaurus memiliki kerangka yang kuat dan ringan dengan ukuran yang sangat beragam, dengan beberapa bentang sayap lebih dari sembilan meter. Pterosaurus terbesar memiliki berat lebih dari 295 kilogram dan memiliki rahang dua kali panjang Tyrannosaurus rex.
Baca Juga: Peneliti Temukan Fosil Paru-paru Burung Purba Dari 120 Juta Tahun Lalu
Tidak seperti burung yang melompat ke udara hanya dengan menggunakan kaki belakang mereka, pterosaurus menggunakan kaki belakang dan kaki depan mereka yang sangat kuat untuk mendorong tanah dan mendapatkan kekuatan peluncuran yang cukup untuk terbang. Dinosaurus besar ini berhasil terbang dan melakukannya dengan sukses selama sekitar 80 juta tahun. Hal ini lah yang membuat para ilmuwan takjub dengan kekuatannya.
Dikutip Insider, penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa pterosaurus mengembangkan adaptasi yang lebih luar biasa daripada yang diperkirakan sebelumnya, menunjukkan masih banyak yang harus dipelajari tentang "monster langit Mesozoikum".
Fion Waisum Ma, salah satu penulis studi yang merupakan peneliti di University of Birmingham, mengatakan penemuan itu dimungkinkan melalui pemindaian CT scan, yang memungkinkan para ilmuwan untuk melihat melalui bebatuan dan membuat model digital dari anggota badan dinosaurus.
"Ini penemuan yang menarik dan memberikan bukti paling awal dari ibu jari yang berlawanan, dan itu dari pterosaurus, yang tidak dikenal memiliki ibu jari yang berlawanan," ujar Ma.
Baca Juga: Arkeolog Singkap Fosil Berusia 120 Juta Tahun, Mirip Tyrannosaurus Rex
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | insider,Big Think |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR