"...Lumba-lumbaku sayang, berteman terumbu karang. Bikin senang, bikin banyak ikan semua tuk kitorang juga. Oh pak nelayan, jangan ganggu torang pu bangga. Oh pak nelayan, jaga torang pu t'rumbu karang. Agar lestari untuk kitorang semua.."
Petikan lagu anak-anak karya Louis 'Rocky' Mindjo, anggota tim dari kapal konservasi "Kalabia," menunjukkan betapa bangganya masyarakat Kabupaten Raja Ampat dengan kekayaan alamnya. Wilayah perairan di Papua Barat ini memang memiliki sumber daya berupa lebih dari 1.000 spesies ikan karang, 553 spesies karang keras, 42 spesies udang mantis, 16 spesies mamalia laut, dan lima spesies penyu laut.
Kebesaran sumber daya ini akan mereka pamerkan dalam ajang Festival Raja Ampat yang akan digelar pada 18-21 Oktober 2012. Seperti umumnya festival, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi wisata Raja Ampat pada pelancong lokal dan mancanegara.
Namun, misi sesungguhnya Festival Raja Ampat 2012 adalah, "Menciptakan lebih banyak peluang untuk investasi bersama yang menawarkan keuntungan ekonomi lokal dan konservasi untuk Kepulauan Raja Ampat," demikian penjelasan dari situs resmi wisata Raja Ampat.
Kegiatan konservasi di Raja Ampat sudah dimulai dari diri penduduk setempat. Mereka menerapkan hukum sasi, yakni mekanisme masyarakat yang berfungsi mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Ini merupakan tradisi tua yang ada di Papua, di mana ada batasan khusus yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat dan disertifikasi oleh gereja atau masjid setempat. Dengan demikian, timbul rasa hormat dalam masyarakat untuk menghormati batasan-batasan yang ada.
Selain memamerkan kekayaan alamnya, Festival Raja Ampat 2012 akan menurunkan juga serangkaian kegiatan kesenian. "Sehingga pengunjung tidak hanya melihat keindahan alam tetapi juga budaya Raja Ampat," kata Bupati Raja Ampat Marcus Wanma.
Tambahan kegembiraan bagi pelancong dengan menikmati wisata kuliner khas Raja Ampat. Serta birdwatching melihat cenderawasih botak (Cicinnurus respublica) dan kasuari. Tak ketinggalan jelajah kampung wisata. Jadi, berminatkah Anda memeriahkan konservasi Raja Ampat di festival tahun ini?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR