Kabar yang tidak biasa datang dari Korea Utara. Sebuah mesin bubut baru saja dinobatkan jadi pahlawan nasional. Negara komunis ini mematahkan tren yang selama ini ada, bahwa gelar pahlawan biasanya diberikan kepada seseorang yang berjasa membela negara dan berkontribusi dalam kemajuan suatu bangsa.
Sebuah mesin bubut "Lathe No. 26" menerima gelar "Pahlawan Buruh DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea)" dan "First Class of the Order of National Flag." Berita yang tidak biasa ini resmi diumumkan oleh situs berita resmi otoritas negara komunis itu, Kamis (4/10) dan dipublikasikan oleh Gawker post.
Gelar tersebut diberikan karena mesin ini dinilai bersejarah dan berjasa terhadap proses modernisasi Korea Utara. Lathe No. 26 beroperasi penuh selama 50 tahun dan berubah menjadi mesin computer numerical control (CNC) yang merupakan bagian dari upaya modernisasi. Bukan hanya itu, lebih lagi ditilik dari sisi historis mesin ini pernah dioperasikan secara personal oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il.
"Pahlawan Buruh" merupakan penghargaan tertinggi bagi kaum sipil di Korea Utara. Sementara "Order of National Flag" adalah sebuah penghargaan tertinggi dari sebuah negara. Alasan lain mengapa mesin ini dianugerahkan penghargaan tertinggi tersebut karena mesin ini dinilai ikut dalam menerapkan filosofi Juche.
Juche adalah ideologi resmi yang dianut di Korea Utara yang mengandung prinsip bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu". Ideologi ini pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung pada tanggal 28 Desember 1955. Ia adalah ayah dari Kim Jung Il, kakek dari Kim Jong Un pemimpin Korea Utara saat ini.
Melihat fenomena ini tidak menutup kemungkinan jika nantinya negara lain memberikan penghargaan tertinggi atau gelar pahlawan kepada sebuah benda yang berperan dan berkontribusi bagi negara. Misal tank, pesawat, senjata, robot dan benda mati lainnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR