Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan tiga orang Profesor riset baru; berasal dari bidang oseanografi, kimia organik, dan antropologi.
Salah satu peneliti kimia organik di Puslit Kimia LIPI, Muhammad Hanafi, menguraikan teorinya tentang mengembangkan potensi bahan alamiah berupa tumbuhan dan mikroba, sebagai obat herbal antikanker ataupun antikolesterol.
Ia dikukuhkan menjadi profesor riset baru bersama-sama Sam Wouthuyzen dari bidang ilmu oseanografi dengan orasi ilmiah “Pemanfaatan Inderaja untuk Pemetaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia”. Serta Yekti Maunati dari antropologi yang mengkaji masalah identitas kelompok etnis minoritas di perbatasan Ulu Padas di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, Sabah dan Serawak.
Ketiga orang ilmuan tersebut memaparkan orasinya dalam acara pengukuhan pada Jumat (23/12), di Auditorium LIPI Jakarta.
Dalam orasi ilmiah yang berjudul “Pengembangan Bahan Alam untuk Obat Baru Antikanker dan Antikolesterol”, Hanafi menyampaikan, potensi sumber bahan baku obat sangatlah melimpah. Namun belum banyak yang tergali maksimal sehingga keadaan ini merupakan peluang bagi seluruh ilmuwan dan peneliti Indonesia untuk menghasilkan temuan obat herbal.
Obat baru yang ditemukan misalnya adalah antikanker dan antikolesterol. Temuan yang berupa ekstrak aktif dari tumbuhan maupun mikroba itu telah diisolasi dan diidentifikasi senyawa aktifnya. "Antara lain Garcinia, Curcuma, Hedyotis, Pseudomonas, dan Streptomyces," sebutnya. Selanjutnya hasil isolasi kalanon, UK-3A dan phenazina serta sintesis turunan dan analognya mempunyai potensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, maka perlu dilakukan uji praklinis sampai ke uji klinis.
"Hal yang penting adalah diperlukan komunikasi lebih intensif serta komitmen dengan pihak industri farmasi guna melancarkan komersialisasi hasil penelitian yang sedang dan telah dicapai," ungkap Hanafi lagi.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR