Pemborosan! Komentar negatif ini kerap saya dan teman-teman terima ketika sepuluh tahun lalu kami mulai menjelajah darat dan bawah laut dari Aceh sampai Papua dan melancong ke beberapa negara tetangga.
Lima tahun pasca krisis moneter, saat itu, jalan-jalan yang kami siapkan jauh-jauh hari dengan menabung, berburu tiket pesawat, hotel dan paket perjalanan yang hemat – nyaman tapi tak mahal – masih dianggap sebagai pengeluaran yang “tak pantas.”
Namun lima tahun terakhir, melakukan perjalanan, baik untuk urusan dinas, usaha, berlibur bersama keluarga atau memadukan perjalanan bisnis dan berlibur, telah dianggap sebagai bagian dari kebutuhan “pokok.” Tiap individu dan keluarga menyisihkan anggaran khusus untuk jalan-jalan.
Dengan peningkatan drastis 374 persen pada 2012 dibanding tahun sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan terpesat di Asia Pasifik sebagai pengguna situs pencari maskapai penerbangan, hotel, dan penyewaan mobil melalui Skyscanner.
“Selama 18 bulan terakhir, Skyscanner telah diunduh 12 juta kali, 1,4 juta di antaranya dari Indonesia,” ungkap Gareth Williams, pendiri dan CEO Skyscanner dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/12).
Skyscanner diluncurkan pada 2003 dari Edinburgh, Skotlandia, bermula sebagai situs pencarian penerbangan di Eropa. Disusul pembukaan kantor di Singapura untuk merambah Asia Pasifik.
Kini, Skyscanner bisa digunakan dalam 30 bahasa termasuk bahasa Thailand, Jepang, Rusia, dan Indonesia serta mencakup 70 mata uang. Aplikasi gratis bisa diunduh dari smartphone iPhone, Android, iPad, Windows Phone, dan BlackBerry.
“Kami bekerja sama dengan lebih dari 1.000 maskapai penerbangan, hotel, dan penyewaan mobil yang memiliki booking tracking system,” papar Ira Noviani, Manager Pengembangan Pasar untuk Indonesia.
Dari hit yang dilakukan pengguna Indonesia selama 2012, tercatat bahwa 58 persen wisatawan Indonesia lebih memilih berpergian bersama keluarga ke tujuan dalam negeri.
Dengan sepuluh kota tujuan utama Jakarta, Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Balikpapan, Batam, Mataram, Padang. Mereka rata-rata merencanakan (memesan) perjalanan 43 hari sebelumnya, dan melancong selama 4,6 hari.
Sedangkan sepuluh negara terbanyak yang menjadi tujuan wisatawan Indonesia adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Hong Kong, Amerika Serikat, Inggris, Cina, Jepang, dan Belanda.
Tercatat pula sepuluh negara tujuan yang mengalami peningkatan minat wisatawan Indonesia hingga 475 persen yaitu Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Taiwan, Hong Kong, Belanda, Singapura, Turki, Cina, Jepang, dan Myanmar.
Sementara pelancong dari Australia, Singapura, Rusia, Inggris, Belanda, Malaysia, Jerman, Thailand, Italia, dan Cina tercatat sebagai peminat terbesar ke Indonesia. Perang promosi maskapai penerbangan, dan munculnya maskapai penerbangan baru, mendorong pertumbuhan industri pariwisata Asia Pasifik.
Situs pencari yang memperbandingkan harga sejumlah maskapai penerbangan, hotel dan fasilitas lain perlancongan membuat merencanakan perjalanan kian mudah, dan cermat.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR