Hal itulah yang membuat Catherine memprakarsai proyek penelitian ambisius tersebut dengan dukungan European Research Council dan NGO lokal Aves y Conservation. Proyek tersebut kemudian mendapatkan sponsor dari Swiss Federal Research Institute (WSL), yayasan National Geographic, Swiss National Science Foundation dan European Research Council Advanced Grants.
Untuk tujuan tersebut, para peneliti kemudian membuat 18 transek di area hutan awan yang terpelihara dengan baik dan lokasi pada ketinggian yang berbeda dan dengan tingkat gangguan yang berbeda. Para peneliti mengunjunginya setiap bulan untuk menghitung bunga yang menarik burung kolibri dan untuk menempatkan kamera selang waktu pada tanaman berbunga.
Beberapa spesies baru telah ditemukan selama pekerjaan botani intensif. Para peneliti mengidentifikasi hampir 400 spesies tanaman dan salah satunya adalah jenis anggrek baru yang disebut Lepanthes microprosarartima.
Baca Juga: Mengenal Eulophia Lagaligo, Spesies Anggrek Terbaru dari Sulawesi
Spesies anggrek baru yang langka yang disebut Lepanthes microprosartima itu ditemukan endemik di cagar alam Yanacocha dan Verdecocha, Ekuador, di mana ia tumbuh pada ketinggian 3200 hingga 3800 m di atas permukaan laut. Luar biasa, bahkan spesies ini dapat berkembang di lingkungan yang teduh di dalam hutan.
"Spesies ini dikumpulkan saat mekar pada Agustus dan memiliki perbungaan dalam berbagai tahap perkembangan, yang menunjukkan bahwa periode berbunga mungkin jauh lebih luas," tulis peneliti dalam laporannya.
Selama tiga tahun pemantauan, hanya 40 individu L. microprosartima yang ditemukan, yang menunjukkan bahwa itu adalah spesies langka. Karena itu, dan karena hanya ditemukan di daerah kecil, peneliti sebelumnya menilainya sebagai Sangat Terancam Punah menurut kriteria IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).
Dalam proyek pemantauan burung kolibri yang sama, anggrek baru lainnya, yaitu Lepanthes caranqui, ditemukan di Pichincha timur. Sekitar waktu yang sama, kelompok penelitian yang berbeda dari Pontifical Catholic University of Ecuador menemukan spesies yang sama di Imbabura.
Baca Juga: Bulbophyllum irianae, Spesies Anggrek Baru Yang Ditemukan di Papua
Sementara di Imbabura ditemukan tumbuh di paramo—sejenis ekosistem tundra alpine yang unik, dengan kelompok kecil di tanggul pinggir jalan. Sedangan di Pichincha tumbuh di hutan pegunungan yang selalu hijau, di atas batang pohon atau cabang yang lebih rendah, bersama spesies anggrek lainnya. Namanya, Lepanthes caranqui, menghormati budaya Caranqui yang secara historis menempati daerah tempat tanaman ini tumbuh.
Tetapi keajaiban keanekaragaman hayati Ekuador tidak berhenti di situ. Sebuah proyek penelitian Ecuador’s National Institute of Biodiversity menemukan spesies baru lainnya, sekecil 3 cm, di barat daya El Oro yang bernama Lepanthes oro-lojaensis.
Spesies ini sebenarnya ditemukan di perbatasan antara provinsi El Oro dan Loja, sesuai dengan namanya. Itu hanya ditemukan di satu tempat, di mana populasinya terancam oleh peternakan, kebakaran, ekosistem spesies eksotis, dan daerah pengumpulan kayu semak untuk kayu bakar. Inilah sebabnya mengapa para peneliti percaya itu harus terdaftar sebagai Sangat Terancam Punah menurut kriteria IUCN.
Baca Juga: Akibat Pemanasan Global, Bunga-bunga di Dunia Alami Perubahan Warna
Baca Juga: Fenomena Perubahan Iklim: Bunga-bunga Bermekaran di Puncak Gunung
Source | : | Jurnal peer-review PhytoKeys |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR