Tidak lama dari sekarang, ide gila mengirim manusia (selain astronaut) ke ruang angkasa akan terwujud. Ada beberapa badan dan maskapai yang menawarkan paket pelesir ini.
Sebut saja Mars One yang bertekad mengirimkan manusia perdana ke Planet Mars pada 2023 mendatang. Atau maskapai besutan jutawan nyentrik asal Inggris, Richard Branson, bernama Virgin Galactic yang bakal membawa turis ke antariksa pada 2015.
Bukan perkara sepele mengirim manusia ke alam non-gravitasi dan tidak beroksigen. Namun, godaan menjelajah, mengetahui ada apa di atas langit, dan peluang langka menjadi segelintir manusia yang bisa mencicipi antariksa, mengalahkan semua risiko yang ada.
Pendaftarnya? Merentang dari orang biasa, jutawan, hingga pesohor dari tanah Hollywood. Antrean panjang juga bukan masalah. Asal bisa merasakan apa yang dialami Yuri Gagarin (manusia pertama ke luar angkasa) pada 12 April 1961 silam.
Tingginya minat sebagai pelancong antariksa membuat pemasukan dari sektor ini melangit. Tengok angka pemasukan di Amerika Serikat yang bisa menjaring US$10 miliar hanya dari sektor informasi jelajah antariksa.
Tidak salah jika kemudian studi mengenai pasar jelajah luar angkasa dimulai di AS. Dari pembelajaran di Negeri Paman Sam ini terlihat jelas bagaimana jutaan warganya bersedia diberangkatkan ke antariksa dengan harga tinggi dan mengenyampingkan risiko.
Demi mewadahi semua ambisi ini, Georgetown University dan Dorothy Leavey Center menjadi tuan rumah bagi workshop Space Travel pada 19-21 Februari 1997. Seperti bisa ditebak, dua sasaran utama pesertanya adalah para pimpinan bisnis perjalanan serta para pemegang tampuk kekuasaan di maskapai penerbangan.
Kesimpulan utama dari jajak pendapat yang dilakukan NASA menyebut bahwa minat masyarakat mengenai jelajah antariksa ini akan terus meningkat. Dengan segera, warga awam pun bisa menikmati angkasa luar—layaknya segelintir manusia yang pernah melakukannya.
Jika di antara pelancong antariksa ini adalah kaum pria, dipastikan sederet pujian datang saat mendarat di Bumi. Sebutan sebagai penjelajah akan tersemat selamanya sebagai "pria non-astronaut pelancong antariksa."
Dibutuhkan kepercayaan diri tinggi serta penampilan memadai untuk bisa menyamai "emblem" tersebut. Pelesir antariksa terlaksana, percaya diri pun sedia. Berani terima tantangan?
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR