Setiap tanggal 1 Juli, dunia memperingati Hari Buah Internasional. Peringatan ini dirayakan pertama kali pada 2007 silam di Berlin, Jerman.
Kini, seluruh dunia bisa ikut merayakannya. Karena dengan mengenali keberagaman buah yang ada, maka kita turut mengakui kayanya budaya di dunia.
"Ide utama [perayaan Hari Buah] adalah untuk berbagi buah dan sayur dengan sesama dalam sebuah hidangan. Demi terjalinnya solidaritas dan menciptakan pertukaran budaya," demikian pernyatan di situs resmi Internastional Fruit Day.
Khusus bagi Indonesia yang kaya akan buah-buahan tropis, Hari Buah Internasional jadi momen krusial. sebabnya, buah-buahan Nusantara menghadapi tantangan dalam untuk dikembangkan secara swasembada.
Kendala lain datang dari pola konsumsi buah dan sayur Indonesia yang ternyata tergolong rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi buah dan sayur orang Indonesia sekitar 30 kilogram per tahun atau kurang dari 50 gram per hari. Jumlah itu kira-kira setara dengan setengah buah apel ukuran sedang. Sementara itu, konsumsi garam orang Indonesia lebih dari yang dianjurkan, yaitu lima gram per hari.
Menurut Christopher Murray, peneliti dari University of Washington, dalam seminar Hasil Studi Beban Penyakit, Trauma, dan Faktor Risiko di Indonesia tahun 2010, kondisi masyarakat kita sama dengan di Cina.
Ini membuat kondisi kesehatan masyarakat Indonesia masuk dalam salah satu negara dengan pola makan tidak sehat. Demikian dipaprkan Murray di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (30/4) silam.
Kembali ke perayaan Hari Buah Internasional, pada awal 2013, buah ara (Ficus carica L) terpilih sebagai "Buah Tahun Ini". Ara dianggap buah tertua yang pernah dibudidayakan oleh manusia. Saat ini, Ara tumbuh di wilayah Laut Mediterania, mengandung enzim yang membantu pencernaan, dan kaya akan vitamin B1.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR