Zoltan Takacs, ahli racun, telah menjelajahi hutan-hutan di seratus negara untuk berburu reptilia. Persisnya, sasaran Takacs: ular berbisa. Melalui perburuan itu, dikumpulkannya racun-racun untuk kemudian diteliti, diskrining, dijadikan obat. Sudah ribuan ular ia tangkap, dan menguji racunnya di laboratorium.
Takacs alergi terhadap racun. "Sudah enam kali saya digigit ular. Yang terakhir adalah di hutan hujan Amazon pada 2008 silam, tapi saya punya reaksi alergi," ungkapnya.
Ia mengatakan, "Bukan saya mau cari mati. Saya punya keluarga yang amat saya cintai. Saya kehilangan tiga rekan dalam pekerjaan karena gigitan ular. Namun motivasi menemukan racun alami untuk kegunaan medis membuat seluruh risiko tersebut sepadan. Sebuah racun dapat menghasilkan lusinan obat penyelamat nyawa."
"Ada ratusan ribu spesies binatang beracun dengan 20 juta variasi racun. Bayangkan berapa banyak obat potensial yang dapat kita temukan," pungkas sang ahli.
"Saya tidur di tengah hutan hujan atau di padang gurun. Berbagai rintangan. Dari infeksi sampai buaya. Dari perang sipil, longsor sampai bajak laut. Saya telah dipenjara, dikejar oleh gajah, disemprot racun kobra," katanya lagi.
Takacs yang orang Hungaria ini terpesona dengan ular sejak masa kecil. Dan, keterpesonaan itu nampaknya masih ada hingga sekarang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR