Bagaimana mumi dinosaurus itu bisa tetap utuh begitu lama masih menjadi misteri. Para peneliti berpendapat bahwa nodosaurus itu mungkin telah hanyut oleh sungai yang banjir dan terbawa ke laut, di mana ia akhirnya tenggelam ke dasar laut.
Selama jutaan tahun yang berlalu itu, mineral bisa saja mengendap di lapisan pelindung dan kulit dinosaurus tersebut. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa makhluk itu bisa terawetkan dalam bentuk seperti aslinya.
Para peneliti telah menamai nodosaurus itu sebagai Borealopelta markmitchelli untuk menghormati teknisi Royal Tyrrell Museum yang bernama Mark Mitchell. Mitchell telah menghabiskan lebih dari 7.000 jam untuk menggali fosil dinosaurus itu dari kuburannya yang berbatu secara cermat dan sangat hati-hari.
Baca Juga: Fosil Telur Kura-Kura Raksasa Ungkap Embrio Tukik di Dalamnya
Baca Juga: Kumbang Spesies Baru yang Terjebak di Tinja Selama 230 Juta Tahun!
Tapi seberapa "nyata" spesimen itu sebenarnya? Ternyata pengawetannya sangat bagus membuat para peneliti bisa mengetahui warna kulit dinosaurus itu dengan menggunakan teknik spektrometri massa untuk mendeteksi pigmen yang sebenarnya.
Dengan cara ini mereka menemukan bahwa warna nodosaurus itu adalah cokelat kemerahan gelap di bagian atas tubuhnya dan lebih terang di bagian bawahnya. Karena dinosaurus ini adalah herbivora, warna kulitnya pasti berperan dalam melindunginya dari karnivora besar yang ada saat itu.
Yang mengesankan dari penemuan ini bukan hanya soal kulit, lapisan pelindung, dan isi perut dinosaurus itu yang bisa terawetkan dengan sangat baik utuh. Mumi dinosaurus ini juga unik karena terawetkan dalam tiga dimensi sehingga bentuk asli hewan itu tetap bertahan.
"Itu akan tercatat dalam sejarah sains sebagai salah satu spesimen dinosaurus yang paling indah dan terawetkan," kata seorang peneliti. "Mona Lisa dinosaurus," sebutnya.
Baca Juga: Bangsa Mesir Kuno 'Beri Makan' Mumi Burung
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Source | : | Earthly Mission |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR