Tanaman keladi, disebut juga talas, merupakan juga salah satu jenis pangan pokok khas Papua. Mungkin di sejumlah bagian Papua seperti Manokwari dan Jayapura, kita sudah kenal menu papeda (bubur sagu) bersama kuah kuningnya, tetapi jikalau berada di Biak, pulau di utara Papua, yang disuguhkan acapkali yaitu "ketum" atau keladi tumbuk.
Pada acara pesta rakyat snap mor (bisa dibaca di tautan ini), ketum dihidangkan dengan lauk ikan bakar dan sayur bunga pepaya. Plus sambal sebagai pemantap rasa. Karena sudah diolah maka waktu dimakan keladi ini tak keras dan enak rasanya.
Semua jenis keladi (genus Caladium) pas untuk ditanam di iklim subtropis yang memiliki cukup sinar matahari tapi teduh. "Kontur tanah di [Biak] sini baik untuk bercocok tanam, lahannya pun cukup luas.
Kita punya keladi, dan umbi-umbian seperti juga singkong dan ubi, yang banyak ditanam di daerah ini," ujar Herman Yarangga, pemuda asli Pulau Biak tersebut yang mengantar dan memandu kami selama di Biak.
"Mayoritas masyarakat Pulau Biak ini mata pencaharian adalah berladang, tetapi di luar itu menangkap ikan laut suka pula, untuk sampingan," terang Herman lagi.
Keladi sebagai bahan makanan pokok karena mengandung karbohidrat tinggi, sumber energi. Keladi tumbuk adalah keladi rebus yang ditambah gula dan garam serta ditaburi kelapa parut, ditumbuk halus, kemudian dicetak. Bentuk bisa sesuai selera.
Umumnya ketum di Biak dicetak petak alias kotak, jadi mudah dipotong-potong dan diambil. Namun ketum bisa juga dikreasikan dalam berbagai bentuk yang membikin terbit air liur.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR