Nationalgeographic.co.id—Sebuah analisis genetik baru mengungkapkan silsilah seorang wanita yang dikubur 7.200 tahun yang lalu di Leang Panninge, Sulawesi Selatan. Sisa-sisa purbakala itu adalah milik garis keturunan manusia yang sebelumnya tidak dikenal dan sudah punah.
Mereka menjuluki temuan kerangka wanita itu dengan Bessé'. Dia merupakan kerangka pertama yang diketahui dari budaya mencari makan awal Toalean. Kerangkanya ditemukan pertama kali saat penelitian arkeologi di Leang Panninge pada 2015, diekskavasi oleh Tim Arkeologi Universitas Hasanuddin yang dipimpin oleh Akin Duli bekerja sama dengan Stephen Chia dari Universiti Sains Malaysia.
Leang Panninge atau Gua Panningge merupakan situs arkeologi yang saat ini berstatus cagar budaya, berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Pada 2019, tim Australia dari Griffith University bekerja sama dengan Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Makassar menyingkap lebih jauh tentang penanggalan temuan itu. Para peneliti menemukan, bahwa wanita purba itu merupakan kerabat jauh dari orang Aborigin Australia dan Melanesia saat ini, atau orang pribumi di pulau New Guinea dan Pasifik barat—yang nenek moyangnya adalah manusia pertama yang mencapai Oseania. Studi tersebut telah dipublikasikan secara daring di Jurnal Nature pada 25 Agustus 2021.
Akin Duli, dekan FIB Universitas Hasanuddin dan salah satu peneliti utama dalam studi Bessé', mengatakan kepada National Geographic Indonesia tentang temuan timnya. "Hasil analisis tentang umur dan DNA," ungkapnya, "menunjukkan bahwa rangka Bessé' merupakan bukti tertua manusia penghuni Pulau Sulawesi yang kerabat orang Papua dan Aborigin."
Source | : | Nature,Live Science,Griffith University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR