APA SAJA GEJALA SINDROM HAVANA?
Seseorang yang menderita sindrom Havana menunjukkan berbagai gejala. Ini termasuk mual, gangguan pendengaran, kehilangan memori, pusing dan tinnitus.
Beberapa dari mereka yang terkena Sindrom Havana juga melaporkan mendengar suara aneh yang keras dan merasakan tekanan kuat di wajah. orang-orang juga melaporkan beberapa efek samping dari sindrom yang melibatkan sakit kepala, tinitus, sakit telinga, vertigo, kabut otak, kehilangan keseimbangan, tidak mampu mengontrol otot, kehilangan penglihatan dan pendengaran.
Ketika kasus pertama dilaporkan di Havana, ibu kota Kuba, pada 2016, para pejabat mengeluh karena merasa "dibombardir oleh gelombang tekanan di kepala mereka", menurut laporan New York Times. Beberapa dari yang lain mengatakan mereka "merasa seolah-olah mereka berdiri dalam pancaran energi yang tak terlihat".
Mereka menggambarkan mengalami sensasi tekanan di kepala mereka, menderita mual dan kelelahan dan juga mengeluh sakit telinga. Seperti sebuah pengihlaman yang sangat mengejutkan untuk beberapa orang. Ketika otak mereka di X-ray, diagnosis yang didapat mengungkapkan bahwa kerusakan jaringannya serupa dengan orang yang jaringannya rusak akibat kecelakaan mobil atau ledakan bom.
Baca Juga: Belasan Bayi di Spanyol Alami Sindrom Manusia Serigala, Apa Penyebabnya?
BERAPA LAMA GEJALA SINDROM HAVANA BERHENTI?
Sampai sekarang yang diketahu adalah, gejalanya hilang dengan cepat untuk beberapa orang, tetapi untuk yang lain, gejalanya bertahan lama.
APA PENYEBAB HAVANA SINDROM ?
Nah, penyebab sindrom Havana belum bisa dipastikan. Sementara penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung, peneliti dari Amerika Serikat masih tidak yakin apa yang menyebabkan sindrom Havana. Mereka percaya bahwa sindrom itu "sengaja" disebabkan.
Pada awalnya, sindrom Havana dikatakan sebagai "penyakit psikogenik". Namun sekarang, berbagai teori mulai muncul untuk menjelaskan insiden tersebut.
Dari kemungkinan gelombang mikro yang ditargetkan atau serangan sonik hingga mungkin aktivitas spionase atau upaya peretasan menggunakan senjata biologis rahasia. Setiap alasan yang mungkin menjadi penyebab sindrom misterius ini telah dipertimbangkan tetapi tidak ada hasil.
Baca Juga: Sindrom Rapunzel: Remaja Ini Makan Rambutnya hingga Perutnya Dibedah
Source | : | Newyork Times |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR