Quinoa semakin populer. Bulir spesies goosefoot (sejenis tanaman semak) yang berasal dari Peru dan Bolivia di sekitar Danau Titicaca ini adalah bahan pangan pokok di Andes selama ribuan tahun. Selama dekade terakhir, budaya lain juga turut mencicipinya. Sejak 2007, impor Quinoa ke Amerika Serikat telah meningkat dari tiga juta ke lebih dari 32 juta kilogram setahunnya.
Kegemaran akan Quinoa juga memengaruhi Amerika Selatan. Petani kesulitan memenuhi permintaan, sementara sejumlah populasi perkotaan tak sanggup membayar kenaikan harga. Untuk mengambil keuntungan, negara-negara di benua lain mulai ikut menanamnya juga. Sekarang ada pertanian quinoa di 56 negara, termasuk Prancis, Thailand, Australia, dan AS. Quinoa juga mulai dibudidayakan di Afrika. PBB berharap kandungan protein yang tinggi dalam benihnya akan membantu mengurangi kelaparan.
Tujuan jangka panjangnya adalah keberagaman, ungkap Kevin Murphy, pembudi daya dari Universitas Washington State. "Ada ratusan varietas quinoa, dan kami bermaksud mengembangkan varietas yang ideal untuk beragam iklim." Dengan percobaan berkesinambungan, tambah Murphy, quinoa akan ditanam secara lokal—jadi harganya tak terlalu mahal.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR