Kita mengenal gula sebagai pelengkap makanan untuk memberikan rasa manis. Tapi saat ini beberapa peneliti sedang mengembangkan biobattery dengan memanfaatkan bahan-bahan alami. Contohnya gula yang dapat mengisi daya ponsel di masa depan karena dianggap mampu menghasilkan daya listrik.
Beberapa penemuan biobattery terdahulu belum bisa menghasilkan tenaga listrik yang cukup besar. Tetapi penilitian yang baru-baru ini dilakukan telah menemukan biobattery yang lebih kuat dibandingkan baterai yang ada saat ini seperti baterai portabel, maupun baterai ponsel.
Saat di dalam tubuh manusia, gula diubah menjadi energi melalui proses metabolisme. Ketika gula terurai menjadi karbon dioksida dan air, gula akan melepaskan elektron. Demikian pula produksi energi yang terjadi pada biobattery. Elektron yang dilepaskan oleh gula akan ditangkap oleh alat yang serupa dengan penangkap elektron pada tubuh manusia untuk diubah menjadi energi listrik.
Karena biobattery menggunakan material yang biologis, maka baterai itu bisa diperbaharui dan bebas racun. Itulah salah satu kelebihan baterai ini.
Percival Zhang dan Zhiguang Zhu, para peneliti di Virginia Tech di Blackburg, adalah salah satu penemu biobattery dengan output yang lebih besar dibandingkan baterai jenis lithium-ion yang banyak digunakan alat-alat elektronik saat ini. Mereka menjelaskan penelitian tersebut dalam jurnal Nature Communications, bulan lalu.
"Dengan menggunakan baterai lithium-ion, contohnya, ponsel Anda mungkin hanya bisa bertahan untuk satu hari. Tetapi dimasa yang akan datang, biobattery yang menggunakan gula diperkirakan bisa menghidupkan ponsel selama 10 hari" kata Zhu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR