Tim Ekspedisi NKRI yang terdiri dari para peneliti, TNI, Polri serta lembaga masyarakat berhasil menemukan sebanyak 382 flora dan 341 fauna baru di Maluku dan Maluku Utara. Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal M. Fuad Basya mengungkapkan, ekspedisi tersebut melibatkan 830 orang dan menjelajahi dua daerah itu sejak tanggal 6 Februari hingga 26 Juni 2014.
"Kegiatan ekspedisi meliputi penjelajahan, penelitian di bidang kehutanan, flora dan fauna, potensi bencana, sosial budaya dan komunikasi sosial," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (25/4). Tidak hanya itu, tim ekspedisi juga berhasil menemukan bidang geologi berupa 65 temuan batuan pasir mengandung besi dan sumber air panas, bidang potensi bencana berupa 50 temuan tanah longsor dan abrasi pantai.
Di bidang kehutanan, tim juga menemukan 216 temuan hutam rusak dan illegal logging. Sementara di bidang sosial budaya juga ditemukan 125 temuan suku, adat istiadat, goa, tarian, legenda dan cerita rakyat.
Total jarak penjelajahan mencapai 1.082 kilometer. Kegiatan ini, lanjut Fuad, dibagi menjadi delapan wilayah, yakni Masohi, Maluku Tengah ; Tual, Maluku Tenggara ; Namela, Buru, Saumlaki Maluku Tenggara Barat, Ternate yakni di Kota Ternate dan Halmahera Barat ; Tidore yakni di Kota Tidore dan Halmahera Tengah ; Tobelo, Morotai dan Labuha, Halmahera Selatan.
"Tujuan ekspedisi ini, membangun kepedulian, kebersamaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional melalui program pelestarian lingkungan dan penelitian geologi," ujarnya. Data-data tersebut, lanjut Fuad, bakal diinventarisasi. Nantinya, bakal digunakan untuk sumber referensi geologi, sejarah dan ilmu pengetahuan lainnya. Terutama sumber penentuan kebijakan di saat terjadi bencana alam.
Sekedar gambaran, ekspedisi yang sama pernah dilaksanakan di Bukit Barisan, Sumatera, yakni pada 2011 silam. Selain itu, aksi ekspedisi serupa juga pernah dilakukan pada 2012, yakni di Kalimantan dan pada 2013 di Sulawesi.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR