Sebuah laporan penelitian tahun 2018 di Journal of Stroke memaparkan polusi udara yang mendangung partikel yang mayoritas dari emisi bahan bakar fosil, ternyata dapat menyebabkan serangan jantung.
Partikel itu dapat menembus paru-paru, jantung, bahkan mengalir ke aliran darah kita, dan berbahaya bagi organ. Kemudian secara langsung memicu respons inflamasi dari sistem kekebalan kita.
Selain itu, polusi udara juga menyebabkan hingga 9 juta kematian dini per tahunnya, berdasarkan penelitian Harvard University, University of Birmingham, dan University of Birmingham, pada April lalu. Penelitian itu berjudul Global mortality from outdoor fine particle pollution generated by fossil fuel combustion: Results from GEOS-Chem, yang diterbitkan di jurnal Environmental & Research.
Baca Juga: Para Editor Jurnal Sains Desak Pemimpin Dunia untuk Minimumkan Dampak Perubahan Iklim
Melansir dari National Geographic, orang yang berusia 65 tahun paling rentan terhadap dampak polusi udara. Kari Nadeau dari Sean N. Parker Center for Allergy and Asthma Research mengatakan, bahwa orang yang menghisap rokok atau vape berisiko lebih tinggi, seperti anak-anak dengan asma.
CO2 meningkatkan keasaman udara, yang dapat menarik lebih banyak serbuk sari pada tanaman. Sebagian orang akan mengalami alergi musiman yang panjang dan menganggu, tetapi bisa juga mengancam jiwa.
"Untuk yang mengidap sakit pernapasan, itu adalah masalah," kata Nadeau. Ketika serbuk sari masuk ke jalur pernapasan, tubuh membuat lendir untuk membuangnya, yang kemudian dapat menyesakkan paru-paru.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR