"Ciri khas yang akan muncul adalah adanya bintik-bintik yang identik pada macan tutul atau jaguar" lanjut Bühler. Ia menambahkan bahwa bintik tersebut akan ditemukan di wajah, meskipun terkadang terlihat samar. Namun pada spesimen ini mereka (liger) sangat mudah dikenali.
"Umumnya, berat Liger kira-kira dapat mencapai dua kali berat singa, yaitu sekitar 400 sampai 600kg untuk ukuran jantan besar" tambahnya. Kemunculannya juga menjadi tanda tanya bagi sejumlah ahli. Lantas bagaimana dampak dari proses hibridisasi hewan-hewan dalam ekosistem bumi?
"Proses hibridisasi dapat membantu spesies induk dengan mentransfer gen baru, melalui introgresi (persilangan spesies), dan bahkan dapat mengarah pada penciptaan spesies baru" tulis Lila M. Colston-Nepali dan Deborah M. Leigh.
Baca Juga: Melihat Harimau Berkantung Terakhir Sebelum Dinyatakan Punah
Mereka berupaya mengungkap tentang proses hibridisasi hewan-hewan dan dampknya dalam tulisannya. Tulisannya dimuat dalam Biodiversity Journal berjudul Ligers and Tigons and Grolars, Oh My! Hybridization, and How It Affects Biodiversity, publikasi tahun 2019.
Di sisi lain, selain dapat menurunkan genus induk ke dalam genus yang baru. Terdapat juga dampak buruk yang mungkin akan sangatberpengaruh pada lingkungan ekosistem hewan, utamanya bagi spesies induk.
"Jika kebanyakan hibrida berhasil (dilakukan), mungkin akan ada begitu banyak hibrida sehingga mereka bersaing dengan spesies induknya untuk (mendapatkan) makanan dan ruang hidup, yang dapat menyebabkan kepunahan spesies induk" pungkas mereka.
Baca Juga: Singa Berkantung Ini Hidup Jutaan Tahun Silam di Hutan Kuno Australia
Source | : | Bestiarium Kryptozoologie,Biodiversity Journal |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR