Taste of Amsterdam adalah acara tahunan berupa festival kuliner yang berlangsung di Amstelpark Amsterdam. Ruang terbuka ini merupakan pusat destinasi turis asing, kelompok urban, termasuk wilayah berpenduduk terpadat di Belanda.
Festival kuliner yang dihadiri oleh pelaku bisnis makanan, restoran, distributor, peralatan, ahli kuliner, media terkemuka di Belanda dan pencinta kuliner dari berbagai negara ini dilakukan untuk memperkenalkan menu kuliner yang unik dengan kreasi baru, teknik pemrosesan makanan, serta penyajian menu yang kreatif.
Acara yang mampu menarik 10.000 lebih pengunjung setiap harinya ini hanya dilakukan setahun sekali, selama 4 hari berturut-turut yang dimulai pada hari Kamis hingga minggu yang biasanya dilakukan pada bulan Mei. Untuk tahun ini, Taste of Amsterdam berlangsung pada tanggal 15-18 Mei 2014.
Selama 6 tahun berturut-turut penyelenggaraan Taste of Amsterdam, acara ini telah dihadiri rata-rata tidak kurang dari 50 ribu pengunjung dengan dominasi pengunjung kelompok usia relatif muda yaitu 25-35 tahun dengan latar belakang pengusaha, sektor swasta, pemerhati makanan dan masyarakat umum, dimana selebihnya adalah kelompok pecinta kuliner dari berbagai negara dan Belanda sendiri.
Keterlibatan Indonesia
KBRI Den Haag untuk pertama kali pada tahun 2014 memanfaatkan festival ini untuk mempromosikan secara khusus produk “light meals” beberapa macam makanan dan jenis minuman yang digelar di Paviliun Indonesia dengan luas 80 meter persegi.
Tema yang diangkat kali ini adalah “Taste and Visit Indonesia” yaitu menggabungkan antara promosi kuliner dengan ajakan untuk kunjungan wisata. Setidaknya setelah mencicipi kuliner Indonesia, kalangan muda Belanda dapat mengikuti generasi sebelumnya untuk secara teratur berkunjung ke Indonesia.
Segmen masyarakat muda diharapkan tidak hanya untuk menikmati keindahan alam atau bernostalgia, tetapi yang terpenting menikmati produk-produk serta memanfaatkan jasa kreatif Indonesia yang dihasilkan kalangan masyarakat seusianya.
Tidak kurang berbagai macam jenis produk kuliner dan minuman khas Indonesia, yang belum begitu dikenal masyarakat Belanda akan dipresentasikan secara kreatif oleh Chef Genthur Respati, Eduard Roesdi, Agus Hermawan, culinary instructor Renske Walsarie Wolff, Renu Lubis, master carving Didi Han beserta timnya, dan penulis sendiri sebagai pemerhati dan penulis kuliner.
Para chef dan pemerhati kuliner Indonesia yang terlibat di paviliun Indonesia, tergolong berusia muda dan menaruh perhatian yang besar terhadap pentingnya penyajian kuliner yang kreatif, menjaga cita rasa yang otentik Indonesia dan menyajikan kuliner Indonesia yang sesuai dengan tren pasar. Selain itu juga melakukan pemrosesan kuliner yang sehat dan sesuai standar makanan di Eropa.
Menu kuliner Indonesia yang dipresentasikan sebagian besar mengandalkan bahan non-gandum, seperti ketela, ubi, ketan, dengan bumbu alami, khas Indonesia tanpa menggunakan bahan pengawet dan pewarna kimia. Melalui pengenalan makanan tersebut, masyarakat Belanda diharapkan dapat memiliki lebih banyak pilihan kuliner dengan cita rasa dan aroma masing-masing, disamping menu yang selama ini telah dikenal di Belanda.
Memperhatikan tema event yang mengutamakan produk kuliner yang unik dan kreasi baru maupun segmen pengunjung yang umumnya masyarakat Belanda usia muda, Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan kuliner Indonesia yang belum dikonsumsi secara luas oleh masyarakat Belanda.
Melalui tema “Taste and Visit Indonesia”, KBRI Den Haag bersama para chef Indonesia dan tim ingin membangun citra kuliner Indonesia yang baru terutama kepada kalangan muda atau masyarakat Belanda pada umumnya, bahwa bahan penyajian berbagai macam kuliner Indonesia tidak hanya berupa Nasi Goreng, Sate, Kerupuk, Sayur Lodeh dengan penyajian tradisional.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR