Operasi Overlord atau pendaratan sekutu di Pantai Normandia, Prancis, 6 Juni 1944, dianggap menjadi sebuah operasi militer yang paling berpengaruh dalam menjatuhkan Jerman dan mengakhiri Perang Dunia II. Meski sudah berlalu 70 tahun, selalu ada hal menarik yang bisa diungkap dari peristiwa bersejarah itu.
Hari ini 70 tahun lalu, tepatnya 6 Juni 1944, sebuah pendaratan militer terbesar dalam sepanjang sejarah akan menentukan arah sejarah dunia. Pendaratan pasukan sekutu di Pantai Normandia, Prancis, dianggap sebagai salah satu operasi militer yang paling menentukan kejatuhan Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler.
Namun, banyak yang berpendapat Jerman bisa saja memenangkan perang jika para pembantu Hitler saat itu berani membangunkan "Der Fuhrer" dari tidurnya.
Sebagai pemimpin Jerman, Hitler adalah seorang yang karismatik dan memiliki kendali penuh atas militer Jerman saat itu. Dia juga adalah yang paling bertanggung jawab untuk menangkal invasi sekutu di Normandia.
Sayangnya, Hitler juga dikenal sebagai seorang yang temperamental dan dia bisa marah meledak-ledak untuk sebuah kesalahan terkecil yang dilakukan bawahannya.
Itulah sebabnya, saat kabar kemungkinan mendaratnya pasukan sekutu di pantai Normandia pada pukul 04.00 pagi tiba di markas besar Hitler pada 6 Juni 1944, tak seorang pun staf Hitler berani membangunkan Der Fuhrer.
Mungkin mereka berpikir, lebih baik membiarkan sang pemimpin tidur dulu sehingga saat dia terjaga semua informasi lengkap bisa disampaikan kepada dia.
Saat itu kebingungan memang melanda Jerman soal jadi atau tidaknya sekutu mendaratkan pasukannya di Normandia. Apalagi cuaca di perairan Normandia berkabut dengan ombak laut yang cukup tinggi.
Dengan kondisi cuaca semacam itu, banyak perwira tinggi Jerman yakin pendaratan sekutu akan berakhir dengan kegagalan. Selain itu, Jerman sudah menyiapkan penyambutan di pantai Calais, Prancis, titik terdekat pendaratan dari Inggris.
Ternyata, Sekutu dan intelijennya berhasil melakukan tipuan dengan membuat Nazi percaya Sekutu akan mendaratkan pasukannya di Calais padahal Sekutu memilih pantai Normandia yang lebih jauh dalam cuaca yang buruk. Sebuah efek kejutan yang luar biasa.
Keraguan para perwira Nazi itu terbukti mengakibatkan Jerman harus membayar mahal. Sekutu memiliki keunggulan 12 jam yang sangat vital.
Divisi tank duduk menunggu
Akibat tidak dibangunkannya Hitler dari tidurnya di Berlin, pasukan cadangan tank dan infanteri Jerman, yang seharusnya bisa merespons pendaratan itu dalam hitungan menit, duduk diam dan menunggu perintah.
Sebanyak 10.000 personel pasukan perbatasan Jerman bersembunyi saja di parit-parit perlindungan dan membiarkan 175.000 personel pasukan Inggris, AS, Kanada, dan Prancis mendarat di pantai.
Kesialan Jerman tak berhenti di sana. Jenderal Erwin Rommel yang berjuluk Si Rubah Gurun, yang diberi tanggung jawab di pesisir Prancis itu, tengah berada di kediamannya di Jerman, memperingati ulang tahun ke-50 dirinya.
Mendengar sekutu sudah mendarat, Rommel bergegas kembali ke garis depan, tetapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena sebagian besar pasukan Jerman di Prancis hanya bisa digerakkan dengan perintah langsung Hitler.
Rommel berusaha menghubungi Hitler di markasnya, tetapi hanya diminta menunggu. Pada pukul 07.00 atau satu jam setelah pendaratan sekutu di Normandia, salah satu perwira tinggi Jerman, Gerd von Rundstedt, memberanikan diri melangkahi wewenangnya.
Dia memerintahkan dua divisi tank cadangan untuk bergerak ke Kota Caen untuk mencegat gerak maju pasukan Sekutu. Namun, ketika mengetahui inisiatif Von Rundstedt ini, markas besar AB Jerman justru memerintahkannya untuk tak menyerang. "Von Rundstedt harus menunggu perintah Hitler," demikian perintah markas besar.
Dan, saat Hitler sudah cukup segar untuk memahami apa yang terjadi di garis depan, pada pukul 16.00 dia merestui gerak maju Von Rundstedt ke Caen. Perintah Hitler itu terlambat hampir 12 jam, yang membuat Sekutu telanjur memiliki pijakan kuat di Normandia dan sekitarnya.
Saat itu tak hanya pasukan darat Sekutu yang terus maju, pesawat-pesawat tempur Typhoon, Mustang, dan Mosquito sudah menguasai udara, menghancurkan apa pun yang bergerak di bawahnya.
Sementara itu, meski kacau-balau pada awal pendaratan, pasukan Sekutu berhasil mendesak pasukan Jerman yang bertahan di pantai dan mendaratkan berbagai peralatan berat seperi tank, artileri berat, dan berton-ton amunisi.
Tak ada yang bisa dilakukan Jerman untuk menghentikan gerak maju Sekutu pada saat itu. Semuanya hanya karena tak ada yang berani membangunkan Hitler dari tidurnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR