Semua burung diikat dan dilepaskan tanpa cedera setelah percobaan penangkapan itu. Dalam 296 percobaan eksperimental di 70 tempat bertengger burung, para ilmuwan menangkap total 5.525 burung.
"Kami menyimpulkan bahwa chough secara unik rentan terhadap Neanderthal jika mereka menggunakan cahaya buatan, seperti api, di gua-gua pada malam hari," kata Antonio Sánchez-Marco, paleo-ornitologi dari Institut Català de Paleontologia Miquel Crusafont di Barcelona yang menjadi salah satu penulis dalam studi ini.
"Kami menemukan bahwa ketika terkejut, burung-burung cough mencoba melarikan diri ke luar, dalam hal ini Anda dapat menangkapnya dengan jaring di pintu masuk, atau melarikan diri ke atas ke langit-langit, di mana Anda sering dapat menangkapnya dengan tangan. menghasilkan energi yang cukup untuk menjadi makanan lengkap bagi Neanderthal dewasa, sementara beberapa pemburu yang terampil dapat dengan mudah menangkap 40 hingga 60 cough per malam," ujar Miquel Crusafont, peneliti lainnya di Barcelona.
Perilaku dan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk menangkap burung-burung itu sejalan dengan cara hidup Neanderthal secara sosial dalam kelompok yang terdiri dari 10 hingga 20 orang dewasa beserta anak-anaknya. Karena burung cough sulit ditangkap pada siang hari di tempat terbuka, kebiasaan berburu malam dari para Neanderthal tersebut mengungkapkan detail yang mengesankan tentang kemampuan anatomi, teknologi, dan kognitif mereka.
Para peneliti menambahkan bahwa burung-burung itu bisa menjadi makanan yang bergizi bagi para hominid awal tersebut. Sebab daging burung itu mengandung karotenoid, suatu mikronutrien yang penting bagi tubuh.
Source | : | Vice,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR