Apa yang akan dilakukan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang diajukan moderator Ahmad Erani Yustika, dalam debat kedua calon presiden, Minggu (15/6) malam, di Gran Melia, Jakarta Selatan.
Calon presiden Joko Widodo alias Jokowi mengungkapkan, untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah harus kembali mengaktifkan dan memaksimalkan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN, kata Jokowi, harus kembali mengampanyekan tentang kelahiran kepada masyarakat dan menumbuhkan kesadaran bahwa dua anak cukup.
"Karena sekarang kembali ke anak yang tiga, empat, lima, karena kampanye kelahiran mulai menurun. BKKBN harus diperkuat, baik dari sisi anggaran, terjun ke bawah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat," kata Jokowi.
Sementara, untuk menurunkan angka kematian ibu, ia kembali menekankan perlunya membangun dan mengontrol sistem. Kartu "Indonesia Sehat" pun kembali ditunjukkannya. Kartu ini menjadi salah satu program yang ditawarkan Jokowi bersama Jusuf Kalla jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
"Anggaran kita ada, jika sistem tidak dibangun, percuma. Anggaran akan menguap. Dengan anggaran yang ada, kita tidak muluk-mulu, bisa belikan alat-alat sehingga ibu-ibu bisa ke puskesmas untuk tes. Penting, arahnya akan ke sana. Dengan tidak dipungut biaya, anggaran ada, bisa. Jangan bayangkan kita butuh anggaran triliunan," kata Jokowi.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR