O'Rourke dan rekan-rekannya menggunakan cacing itu untuk menyaring 293 gen yang terkait dengan obesitas pada manusia. Itu bertujuan untuk menentukan gen mana yang sebenarnya menyebabkan atau mencegah obesitas. Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLOS Genetics dengan judul 'Genes in human obesity loci are causal obesity genes in C. elegans'.
Pada penelitian tersebut, para peneliti mengembangkan model cacing obesitas, memberi makan beberapa diet biasa dan beberapa diet tinggi fruktosa. Model obesitas tersebut, ditambah dengan otomatisasi dan pengujian dengan bantuan machine learning yang diawasi. Sehingga memungkinkan para peneliti mengidentifikasi 14 gen yang menyebabkan obesitas dan tiga yang membantu mencegahnya.
Baca Juga: Tidak Hanya Karena Banyak Makan, Telat Makan Juga Sebabkan Kegemukan
Menariknya, dari penelitian tersebut justru diketahui bahwa memblokir aksi dari tiga gen yang mencegah cacing menjadi gemuk juga membuat mereka hidup lebih lama dan memiliki fungsi neuro-lokomotor yang lebih baik. Itulah jenis manfaat yang diharapkan para pengembang obat dari obat anti-obesitas.
Menurut para peneliti, lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, tentu saja. Tetapi para peneliti mengatakan indikatornya menggembirakan. Misalnya, memblokir efek salah satu gen pada tikus laboratorium mencegah penambahan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan kadar gula darah. Hasil itu ditambah fakta bahwa gen yang diteliti dipilih karena dikaitkan dengan obesitas pada manusia, menjadi pertanda baik bahwa hasil tersebut juga berlaku pada manusia.
"Terapi anti-obesitas sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban obesitas pada pasien dan sistem perawatan kesehatan," kata O'Rourke.
Baca Juga: Bahaya Anak Obesitas, Begini Cara Mengatur Pola Makan Anak Obesitas
Source | : | PLOS Genetics,University of Virginia News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR