Maskapai asal Malaysia ditembak jatuh di timur Ukraina, pada 17 Juli, dan membunuh 298 orang yang ada di dalam pesawat. Insiden ini sontak memperuncing konflik antara Pemerintah Ukraina dengan pemberontak pro-Rusia, yang masing-masing didukung oleh negara Barat dan pemerintah Rusia.
Jika MH17 benar-benar ditembak jatuh oleh misil, maka serangan ini akan menjadi insiden terparah dari sebuah pesawat penumpang komersil sejak tahun 1960-an.
Menurut Konsultan Penerbangan yang berbasis di Inggris 'Flightglobal Ascend', sejak tahun 1967, lebih dari 700 orang telah terbunuh dalam 19 insiden terpisah yang melibatkan serangan bersenjata.
Serangan terbaru sebelum MH17 terjadi pada bulan Januari 1999 ketika pesawat Hercules yang dioperasikan oleh TransAfrik ditembak jatuh di dekat Bailundo, Angola, dan membunuh 9 penumpang dan awak kabin.
Berikut adalah daftar 5 insiden penerbangan paling mematikan:
Iran Air, 1988
Dalam perjalanan dari Bandar Abbas menuju Dubai, penerbangan Iran Air 655 ditembak jatuh oleh kapal perang Amerika di lepas pantai Iran, dan membunuh 290 penumpang di dalam pesawat.
Angkatan Laut AS mengatakan, insiden tersebut merupakan kesalahan karena tadinya diduga merupakan jet tempur F-14 milik Angkatan Udara Iran.
Korean Air, 1983
Pesawat Korean Air dengan jenis Boeing 747 ditahan dan dipaksa turun oleh pejuang Soviet setelah masuk ke dalam wilayah udara Soviet dalam perjalanan dari Anchorage, Alaska, menuju Seoul di Korea Selatan. Seluruh 269 penumpang dan awak kabin terbunuh.
Lybian Airlines, 1973
Setelah ditahan dan ditembak oleh Angkatan Udara Israel, sebuah pesawat Libyan Air tipe Boeing 727 dihancurkan ketika berupaya mendarat paksa. Pesawat ini memasuki wilayah udara Israel karena kesalahan navigasi dan ditembak di gurun Sinai, 150 km timur laut Kairo, dan membunuh 106 dari 113 orang di pesawat.
Air Georgia. 1993
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR