Setelah kampanye yang panjang dan pemilihan umum bertensi tinggi, Joko Widodo dinyatakan sebagai presiden negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Lalu, apa arti seorang Jokowi sebagai presiden bagi rakyat Indonesia? Editor BBC Indonesia, Karishma Vaswani, menjelaskan lebih lanjut:
Saya pertama kali bertemu Joko Widodo, atau Jokowi sebagaimana ia sering disebut, di salah satu taman hijau di Jakarta--sesuatu yang langka di ibu kota Indonesia ini.
Kala itu, ia baru saja terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan mengejutkan para elite politik melalui kemenangan luar biasa berkat dukungan dari warga Jakarta kelas bawah dan menengah.
Awalnya tidak ada yang menyadari Jokowi berjalan sambil menikmati musik orkestra di taman dengan santai tanpa pengawalan keamanan, kemegahan, atau gembar-gembor.
Mengenakan kemeja putih sederhana, celana panjang hitam dan sandal kulit, ia tampak sama dengan orang awam.
Banyak pihak mengatakan citra "pria bersahaja" seperti yang saya saksikan di taman itulah yang membantunya terpilih sebagai presiden Indonesia.
"Ini akan menjadi pencapaian yang paling penting dari kepresidenannya," kata Dharsono Hartono, seorang pengusaha Indonesia dan pendukung Jokowi.
"Dia memungkinkan kita untuk mengatakan kepada anak-anak kita, 'Lihatlah Jokowi. Dia dulu menjual furnitur dan dibesarkan di dekat sebuah perkampungan kumuh dan sekarang dia presiden kita. Sekarang siapa pun bisa menjadi presiden'."
Penuh rintangan
Pencapaian Jokowi bukan prestasi yang bisa dianggap biasa.
Sejak Indonesia merdeka 68 tahun lampau, hanya anggota elite politik dan militer yang terpilih sebagai presiden.
Jokowi adalah pemimpin pertama dari luar dua golongan tersebut yang terpilih sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Namun, meskipun Jokowi dipuji orang Indonesia dan pemerintah asing, bukan berarti masa jabatannya bakal tanpa rintangan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR