Pada 17 Agustus 2014 tepat pukul 07.00 WITA, lagu Indonesia Raya mengalun sayup di antara hujan es, salju, dan saputan kabut di titik tertinggi Indonesia, Ndugu Ndugu atau Carstensz Pyramid, 4.884 meter di atas permukaan laut. Seiring dengan lantunan lagu, kibaran kain merah putih menghiasi kelamnya langit Papua, menandakan selesainya kegiatan program Pembaruan Tali Jalur Pemanjatan Carstensz Pyramid yang dilakukan oleh Mahitala Unpar Bandung bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia.
Melalui telepon satelit yang diterima sekretariat Mahitala Unpar, ketua tim Novandri Nazar Palamarta (22) mengatakan, “Lima belas orang telah sampai di puncak Carstensz Pyramid. Enam orang di antaranya merupakan anggota Mahitala Unpar dan sembilan orang lainnya merupakan rekan-rekan dari PT Freeport Indonesia.” Pendakian ke puncak Carstensz Pyramid sendiri dilakukan pada tanggal 15 dan 17 Agustus 2014, agar tak terjadi penumpukan di jalur pendakian.
Perjuangan mereka dalam melakukan pembaruan tali ini tidaklah mudah. Dalam rencana awal, seluruh peralatan yang terdiri dari tali temali, perlengkapan pemanjatan, juga tenda dan makanan yang berbobot setengah ton itu sejatinya akan diterbangkan menggunakan helikopter ke kemah induk yang terletak di Lembah Danau Danau, di ketinggian 4.250 mdpl.
Namun akibat kondisi alam yang selalu berselimut kabut tebal, akhirnya para pendaki ini harus rela kembali ke Bali Dump, tempat peralatan tersebut dikumpulkan, dan bersusah payah membawanya melalui jalur darat. “Tim Mahitala dibantu oleh 16 orang karyawan PT Freeport, dan tiga orang porter,” tutur Nur Anggit Tri Rohmadi, yang bertugas di Command Centre PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
Akhirnya pada 13 Agustus 2014 seluruh peralatan telah tiba di Lembah Danau Danau dan hari selanjutnya, seluruh perlengkapan pemanjatan berikut tali-temali dibawa ke kaki dinding tegak Carstensz Pyramid atau daerah yang dikenal dengan nama Lembah Kuning. Tali dengan total panjang 700 meter itu pun dipasang pada lima etape pemanjatan menuju puncak, yang jalurnya diincar oleh pendaki dari seluruh penjuru dunia.
Pada 17 Agustus, setelah bermalam di Teras Besar, pada pukul 04.00 waktu setempat, tim melanjutkan perjalanan ke puncak. Selain menghadapi tebing vertikal tim juga berhadapan dengan medan yang harus dilewati dengan teknik tyrolean atau menyeberang menggunakan tali, sejauh kurang lebih 20 meter. Dari Teras Besar, para pendaki membutuhkan waktu sekitar tiga jam diiringi oleh terpaan es dan salju, untuk sampai di puncak Carstensz Pyramid.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR