Perkiraan jumlah populasi manusia di Bumi tahun 2050 terus menjadi pertanyaan, menyusul hasil penelitian baru yang menyebut bahwa tantangan untuk memproduksi pangan yang cukup, menjadi lebih serius, dibanding apa yang selama ini dibayangkan.
Sebuah tim penelitian internasional meyakini bahwa populasi dunia bisa meningkat sebanyak tiga miliar jiwa pada akhir abad ini, jumlah yang lebih besar dibanding perkiraan para ahli.
Selama 20 tahun, konsensus ilmiah global memperkirakan bahwa populasi dunia akan mencapai 9 miliar jiwa pada 2050.
Asumsi ini diadopsi oleh PBB dan telah digunakan oleh sejumlah organisasi seperti Panel Antar-Pemerintah dalam Perubahan Iklim.
Profesor Adrian Raftery dari Universitas Washington memimpin tim penelitian internasional, yang menemukan kesimpulan berbeda.
“Hasil penelitian kami menyebut, populasi akan terus tumbuh sepanjang abad, dan mencapai antara 9,5 hingga 12 miliar jiwa pada akhir abad ini,” jelasnya.
Profesor Adrian mengungkapkan, populasi yang terus meningkat akan menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif.
“Ini bisa memperparah beragam tantangan yang mungkin meningkat kapan saja. Tantangan lingkungan seperti polusi dan perubahan iklim, tantangan kesehatan seperti penyakit menular, juga tantangan sosial seperti kemiskinan,” tuturnya.
Dan jika prediksinya benar, lantas bagaimana dunia akan mampu menyediakan pangan bagi 12 miliar jiwa?
Profesor Shashi Sharma dari Universitas Murdoch, pakar ketahanan pangan mengatakan, memberi makan pada belasan miliar jiwa akan sangat sulit.
“Saat ini kita punya 7 miliar dan kita hanya mampu menyediakan pangan bagi 5 miliar di antaranya. Dua miliar orang menderita kelaparan atau malnutrisi,” katanya.
(Pada 2050, ada dua miliar mulut lagi yang harus diberi makan. Lebih lanjut di sini)
Ia mengutarakan, populasi global telah berlipat ganda sejak era 1950-an, namun kemajuan teknologi telah meningkatkan produksi pangan secara dramatis hingga bisa mengimbangi populasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR