Terkadang temuan tentang perubahan iklim justru membuat bingung warga dunia. Karena hingga saat ini, peneliti pun masih terus mencari seluk-beluk bagaimana Bumi terus mengalami pemanasan.
Jurnal Nature Climate Change memaparkan dua artikel yang membuat orang awam kebingungan. Penelitian yang dituliskan Paul Durack, peneliti asal Lawrence Livermore National Laboratory menunjukkan bahwa sejak 1970an hingga pertengahan tahun 2000, terjadi kenaikan suhu laut hingga di atas rata-rata. Bahkan kenaikan suhu laut ini diperkirakan mencapai 25 persen.
Berbanding terbalik dengan penelitian Durack. Ilmuwan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena bahwa belum ada pengukuran pasti tentang peningkatan suhu laut antara tahun 2005 hingga 2013.
Josh Willis dari JPL memaparkan bahwa tampaknya memang ada peningkatan suhu air di laut dalam. “Namun hal itu tidak memberikan kontribusi dalam meningkatkan suhu air laut secara keseluruhan,” ujarnya.
Sementara Durack memaparkan bahwa peningkatan suhu air laut disebabkan karena iklim bumi menjadi sangat sensitif karena pemanasan global. Karbon dioksida menjadi penyebab pemanasan global semakin marak terjadi.
“Jika suhu bumi semakin panas tiap harinya, maka kami menduga bahwa pemanasan global juga akan berimbas pada peningkatan penggunaan energi,” kata Durack.
Sementara peneliti dari JPL meyakinkan bahwa peningkatan suhu air di laut dalam belum menunjukkan dampak lain.
Kemudian muncul pertanyaan, mengapa suhu atmosfer tidak meningkat padahal begitu banyak gas rumah kaca terperangkap di situ?
Untuk menjawab pertanyaan itu, ilmuwan mempunyai beberapa hipotesis. Di antaranya adalah bahwa panas di bumi memang tersimpan di dalam laut.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR