Nationalgeographic.co.id—Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Seriakt (NASA) meluncurkan wahana antariksa Lucy untuk mempelajari asteroid trojan Jupiter. Kumpulan asteroid Trojan yang terkait dengan Jupiter dianggap sebagai sisa-sisa primordial yang membentuk planet gas raksasa tersebut.
NASA dalam rilisnya menyebutkan Lucy diluncurkan pada 16 Oktober 2021 pada pukul 5:34 am Eastern Daylight Time (EDT) atau pukul 16.34 Waktu Indonesia Barat (WIB). Lucy diluncurkan di atas roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V dari Space Launch Complex 41, Cape Canaveral Space Force Station, Florida.
Sekitar satu jam setelah peluncuran, Lucy berpisah dari roket tahap kedua. Dua susunan surya besarnya, masing-masing selebar hampir 7,3 m (24 kaki), berhasil dibentangkan sekitar 30 menit kemudian dan mulai mengisi baterai pesawat ruang angkasa untuk memberi daya pada subsistemnya.
Lucy mengirim sinyal pertamanya ke Bumi dari antenanya sendiri ke Deep Space Network NASA pada pukul 6:40 am EDT atau pukul 17.40 WIB. Pesawat ruang angkasa Lucy sekarang melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar 108.000 kph (67.000 mph) pada lintasan yang akan mengorbit Matahari.
Lucy akan kembali ke Bumi pada Oktober 2022 untuk bantuan gravitasi. Tujuannya untuk mengubah jalur dan kecepatan suatu wahana, yang biasanya dilakukan untuk menghemat bahan pendorong, waktu, dan biaya dengan menggunakan pergerakan relatif dan gravitasi Bumi.
Trojan Jupiter yang akan dipelajari mengorbit Matahari dalam dua kelompok bebas, dengan satu kelompok memimpin di depan Jupiter di jalurnya, yang lain mengikuti di belakang. Trojan Jupiter berkelompok di sekitar dua titik Lagrange -titik maksimum atau minimum pergerakannya, yang berjarak sama dari Matahari dan Jupiter. Mereka distabilkan oleh Matahari dan planet terbesarnya sehingga menyeimbangkan gravitasi.
Pesawat ruang angkasa Lucy NASA akan menjadi misi luar angkasa pertama yang mempelajari asteroid Trojan. Misi ini mengambil namanya dari fosil nenek moyang manusia -yang disebut 'Lucy' oleh penemunya, yang kerangkanya memberikan wawasan unik tentang evolusi manusia. Demikian juga, Lucy akan merevolusi pengetahuan kita tentang asal-usul planet dan pembentukan Tata Surya.
Bantuan gravitasi Bumi pertama Lucy pada tahun 2022 akan mempercepat dan mengarahkan lintasannya di luar orbit Mars. Lucy kemudian akan berayun kembali ke Bumi untuk bantuan gravitasi lain pada tahun 2024, yang akan mendorong Lucy menuju asteroid Donald Johanson yang terletak di dalam sabuk asteroid utama pada tahun 2025.
Lucy kemudian akan melakukan perjalanan menuju pertemuan asteroid Trojan pertama di kumpulannya di depan Jupiter pada tahun 2027. Setelah menyelesaikan empat penerbangan lintas pertama yang ditargetkan, pesawat ruang angkasa Lucy akan melakukan perjalanan kembali ke Bumi untuk dorongan gravitasi ketiga pada tahun 2031, yang akan melontarkannya ke kawanan Trojan pada tahun tahun 2033.
"Lucy mewujudkan pencarian abadi NASA untuk mendorong ke kosmos demi eksplorasi dan sains, untuk lebih memahami alam semesta dan tempat kita di dalamnya. Saya tidak sabar untuk melihat misteri apa yang diungkap misi ini!" kata Administrator NASA Bill Nelson.
Sementara itu, Dr. Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains di Markas Besar NASA mengatakan bahwa peluncuran tersebut menandai momen yang sangat penting bagi dirinya. "Karena Lucy adalah misi pertama yang saya setujui pada tahun 2017, hanya beberapa bulan setelah bergabung dengan NASA," kata Zurbuchen.
"Sebuah misi penemuan sejati, Lucy kaya dengan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang asteroid Trojan yang misterius ini dan lebih memahami pembentukan dan evolusi Tata Surya awal."
Menurut manajer proyek Lucy Dr. Donya Douglas-Bradshaw, seorang peneliti di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, peluncuran Lucy merupakan tonggak sejarah yang harus dirayakan dan mereka menanti penemuan baru yang akan diungkap Lucy.
Peneliti utama Lucy, Dr. Hal Levison yang juga seorang peneliti di Southwest Research Institute mengatakan, konsep awal mulai dikerjakan pada awal tahun 2014. "Jadi peluncuran ini sudah lama dilakukan, masih perlu beberapa tahun sebelum kita sampai ke asteroid Trojan pertama, tetapi benda-benda ini layak untuk ditunggu dan semua upaya karena nilai ilmiahnya yang sangat besar. Mereka seperti berlian di langit," ujar Levison.
Source | : | NASA |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR