Curug Cikondang dikenal sebagai Niagara mini. Letaknya tak jauh dari Situs Gunung Padang yang sekarang menjadi terkenal itu.
Namun jangan mengira arti Kondang dalam Cikondang berarti terkenal. Ci tentu berasal dari kata cai, yang berarti air. Sementara kondang adalah nama sejenis pohon loa atau dalam bahasa Latinnya Ficus subracemosa Blume. Pohon ini bisa tumbuh setinggi 40 meter dan diameter 1,75 meter. Ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara, biasanya di Jawa tumbuh di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut.
Curug Cikondang berjarak sekitar 37 kilometer arah tenggara dari pusat kota Cianjur. Setidaknya ada dua jalur yang bisa ditempuh dari pusat kota Cianjur untuk menuju curug ini. Jalur pertama, dari jalan raya Cianjur-Sukabumi belok kiri ke Jalan Cilaku, lanjut Cibeber. Kedua, melalui jalur Warung Kondang dan Lampegan.
Di akhir pekan banyak wisatawan menuju ke curug ini. Alhasil, halaman rumah milik warga pun menjadi arena parkir. Dari tempat parkir atau jalan Desa Sukadana, pengunjung harus melewati jalan setapak di pinggiran perkebunan teh PTPN VIII Panyairan. Tak jauh dari gerbang, ada loket masuk Curug Cikondang.
Untuk masuk lokasi wisata setiap pengunjung cukup membayar Rp5.000. Sepertinya, retribusi ini masih dikelola secara mandiri oleh pihak Desa Sukadana atau serikat pekerja perkebunan. Itu terlihat dari tiket masuk yang berupa kertas kecil mirip gulungan kertas untuk arisan, namun memakai cap SP BUN Panyairan.
Dari gerbang keberadaan curug belum terlihat. Baru ketika sampai di sebuah tikungan, di situ terlihat ada sebuah sungai. Rupanya itulah puncak air terjunnya.
Melewati tepian kebun teh, akhirnya terlihat juga Curug Cikondang. Sebuah pemandangan menakjubkan langsung tersaji di depan mata. Air mengalir begitu deras, terjun dari mulut curug. Aliran air itu melebar, mungkin sekitar 30 meter, sehingga terkesan curug ini besar.
Ketinggian air terjun sekitar 50 meter. Jika Anda pernah berkunjung ke Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, kurang lebih bentuknya sama. Tak heran julukan Little Niagara atau Niagara mini pun mampir ke Curug Cikondang.
Jika Anda ingin berenang atau sekadar berendam di Curug ini harus berhati-hati. Di bagian atas curug ini terdapat pengolahan atau penambangan emas secara tradisional. Biasanya, pengolahan emas ini melewati proses amalgamasi dengan menggunakan air raksa atau merkuri untuk memisahkan emas dari tanah.
Sayang, di tempat ini belum ada fasilitas penunjang. Tidak ada kamar mandi umum, toilet, atau musala. Yang ada hanya sebuah warung kecil untuk sekadar mengganjal perut yang keroncongan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR